Pati, gemasulawesi - Peta daerah Sukolilo yang berubah nama menjadi 'Kampung Maling' di Google Maps telah menarik perhatian banyak orang.
Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menjadi sorotan setelah nama-nama tersebut muncul di peta digital.
Diduga, perubahan ini berasal dari aksi netizen yang tidak terima dengan kejadian pengeroyokan di Pati yang mengakibatkan kematian seorang penyedia jasa rental asal Jakarta, serta luka parah bagi tiga rekannya.
Insiden tersebut terjadi di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, pada Kamis, 6 Juni 2024 lalu.
Penyebabnya masih dalam penyelidikan, tetapi dugaan kuat adalah bahwa aksi pengeroyokan tersebut terkait dengan pencurian kendaraan atau peristiwa serupa.
Namun, Camat Sukolilo, Andrik Sulaksono, menegaskan bahwa Sukolilo bukanlah kampung pencuri atau penadah kendaraan bodong.
Dia menjelaskan bahwa perubahan nama daerah tersebut hanyalah opini dari warganet yang marah terhadap kejadian di Desa Sumbersoko.
Perubahan nama di Google Maps bukan hal yang mudah dilakukan.
Diperlukan aksi yang terorganisir dan kolaborasi dari beberapa orang untuk mengubah informasi pada platform tersebut.
Ini menunjukkan seberapa besar dampak dari peristiwa yang terjadi di Sukolilo.
Usai kabar tersebut viral, beberapa komentar netizen pun bermunculan.
“Harus diperiksa mulai dari Camat, Lurah, sampai ke RT, RW, dan Kadusnya. Mengapa kampungnya bisa seperti itu? Harus dijaga agar mereka juga ikut melindungi,” ungkap akun @an***.
Baca Juga:
Menjelang Pilkada 2024, Menko Polhukam Sebut Pesta Demokrasi Rawan Memunculkan Gesekan di Masyarakat
Sebagian besar netizen mengungkap jika hal tersebut wajar terjadi.
“Pantes disematkan sih, terlebih atas kejadian kemaren ditambah para pelaku yang belum semuanya ketangkep,” ungkap netizen lainnya.
Tindakan tersebut juga memunculkan pertanyaan tentang kekuatan media sosial dan platform digital dalam membentuk opini publik.
Sebuah tindakan yang dilakukan secara daring dapat dengan cepat menyebar dan mempengaruhi persepsi orang banyak terhadap suatu daerah atau peristiwa.
Namun, perlu diingat bahwa informasi yang tersebar di internet tidak selalu akurat.
Nama 'Kampung Maling' dan 'Desa Penadah' mungkin hanya merupakan sindiran atau ekspresi kekecewaan dari sebagian masyarakat yang merasa terganggu dengan kejadian di Sukolilo.
Pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkan atau mengambil tindakan berdasarkan informasi yang ditemukan di internet juga menjadi pembelajaran dari peristiwa ini.
Kesalahan dalam menafsirkan atau menyebarkan informasi dapat berdampak besar terutama dalam konteks sosial dan politik.
Selain itu, peristiwa ini juga menyoroti pentingnya penanganan keamanan dan penegakan hukum dalam mencegah tindakan kekerasan atau tindak kriminalitas lainnya.
Kerjasama antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua orang. (*/Shofia)