Bandar Lampung, gemasulawesi – Kantor Wilayah Kementerian Agama atau Kanwil Kemenag Provinsi Lampung menyampaikan pendirian Madrasah Ibtidaiyah Negeri atau MIN 1 Lampung Tengah upaya meningkatkan mutu pendidikan agama, terutama di daerah itu.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Lampung, Puji Raharjo, mengatakan pendirian MIN 1 adalah akhir penantian panjang Kabupaten Lampung Tengah yang selama 25 tahun menunggu untuk mempunyai madrasah ibtidaiyah.
Hal tersebut disampaikan oleh Puji Raharjo dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung pada hari Selasa, tanggal 30 Juli 2024.
“Madrasah saat ini menjadi pilihan utama untuk banyak orang tua untuk pendidikan anak-anak mereka,” katanya.
Hal itu terlihat dari tingginya angka pendaftaran yang membuat banyak madrasah mengalami kelebihan kapasitas.
Dikutip dari Antara, dia menyampaikan madrasah tidak hanya memberikan pendidikan agama yang kuat namun juga membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan di era modern.
“Keberhasilan ini terbukti dengan banyaknya lulusan madrasah yang diterima di perguruan tinggi atau PT ternama,” ujarnya.
Puji Raharjo mengajak seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di MIN 1 Lampung Tengah untuk bersama-sama berjuang meningkatkan kualitas pembelajaran guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademis.
Dikutip dari Antara, dia mengatakan tetapi begitu tetap berlandaskan nilai-nilai moral yang kuat.
Maryan Hasan, yang merupakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Tengah, menyebutkan perlu waktu 25 tahun untuk mewujudkan madrasah ibtidaiyah.
“Yang semuanya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemda dan juga jajaran Kementerian Agama,” ucapnya.
Puji Raharjo menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada bupati dan semua pihak yang telah membantu merealisasikan kehadiran MIN 1 ini di Kabupaten Lampung Tengah.
Di sisi lain, realisasi layanan Pekan Imunisasi Nasional Polio di Kabupaten Lampung Selatan pada putaran pertama tanggal 23 hingga 29 Juli 2024 tercapai 76,9 persen dari target sasaran 157.210 anak di daerah tersebut. (Antara)