Ternate, gemasulawesi - Banjir bandang yang melanda Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara, telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang mendalam.
Hingga berita ini diturunkan, sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Selain itu, enam orang masih belum ditemukan, menambah kepanikan dan kesedihan di kalangan keluarga dan masyarakat setempat.
Kepala Basarnas Kota Ternate, Fathur Rachman, mengungkapkan situasi terkini dan tantangan yang dihadapi dalam upaya pencarian dan penyelamatan.
“Kami telah menerjunkan sejumlah alat berat, termasuk ekskavator, untuk mempercepat proses pencarian korban. Namun, kondisi cuaca yang masih hujan dan material longsor berupa lumpur dan pasir membuat akses ke lokasi-lokasi pencarian menjadi sangat sulit,” jelas Fathur Rachman.
Pihak Basarnas menempatkan prioritas pada penanganan korban yang selamat dan memerlukan bantuan medis segera.
Saat ini, delapan orang yang selamat sedang dirawat di rumah sakit. Di RSUD Ternate terdapat enam orang, sementara satu orang dirawat di rumah sakit swasta dan satu orang lagi di RS TNI.
“Tim medis kami bekerja keras untuk memberikan perawatan terbaik kepada para korban,” tambah Fathur.
Evakuasi menjadi fokus utama Basarnas dan tim penyelamat.
Proses ini akan dilanjutkan selama masa tanggap darurat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, yaitu selama dua minggu.
"Evakuasi dihentikan sementara pada pukul 19.30 WIT pada malam hari karena faktor cuaca yang buruk dan visibility (jarak pandang) yang rendah. Kami akan melanjutkan pencarian pada pagi hari, Senin, 26 Agustus 2024, pukul 07.00 WIT," ujarnya.
Pemerintah Kota Ternate telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang selama dua pekan ke depan.
Keputusan ini diambil untuk memberikan waktu yang cukup bagi upaya evakuasi dan pemulihan.
Fathur Rachman mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari tim penyelamat.
“Kami mengharapkan dukungan dan kesabaran dari masyarakat selama masa sulit ini. Tim kami akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk mencari dan menyelamatkan korban,” katanya.
Pemerintah daerah dan berbagai instansi terkait juga telah bergerak cepat dalam memberikan bantuan darurat, termasuk kebutuhan pokok dan perawatan medis kepada korban.
Diharapkan, upaya kolaboratif ini dapat mempercepat proses pemulihan dan mengurangi dampak bencana bagi masyarakat Ternate. (*/Shofia)