Parigi Moutong, gemasulawesi - Bappelitbangda Parigi Moutong menjadikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai fokus utama dalam daftar prioritas nasional.
“Program prioritas nasional merupakan landasan untuk mencapai sasaran pembangunan,” ujar Intje Pina, Kepala Bidang Sosial dan Budaya Bappelitbangda Parimo, di kantornya, Selasa, 20 Mei 2025.
Dengan dukungan pemerintah pusat, lembaga ini juga menggali peluang inovasi demi meningkatkan kesejahteraan warga melalui program tersebut.
MBG, yang mulai digulirkan pada 6 Januari 2025 di bawah Perpres Nomor 83 Tahun 2024, bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi secara cuma-cuma kepada kelompok rentan.
Mulai anak PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, ibu menyusui, hingga santri di pesantren menjadi prioritas utama. Inisiatif ini di bawah naungan Badan Gizi Nasional, memanfaatkan bahan pangan lokal untuk menjaga ketahanan pangan dan mendorong ekonomi kerakyatan.
Program ini menitikberatkan pada lima sasaran strategis. Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui asupan nutrisi optimal demi mendukung tumbuh kembang dan prestasi belajar.
Kedua, penurunan angka malnutrisi dan stunting yang masih menghantui berbagai daerah.
Ketiga, memperbaiki konsentrasi dan kehadiran siswa di bangku sekolah dengan menu seimbang. Keempat, pemberdayaan petani, peternak, serta UMKM lokal sebagai penyedia bahan baku. Kelima, penurunan angka kemiskinan melalui bantuan langsung bagi keluarga pra-sejahtera.
Sejak peluncuran, Bappelitbangda Parimo mencatat antusiasme tinggi. Distribusi makanan bergizi di sekolah dan posyandu berjalan sinergis dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan.
“Kami terus memetakan wilayah prioritas dan memastikan logistik tepat waktu,” tutur Intje.
Target menjangkau banyak penerima dalam beberapa tahun ke depan diyakini akan mendorong terwujudnya SDM unggul.
Pengamat kebijakan publik menilai, program ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 untuk melahirkan generasi sehat dan cerdas.
Dengan kerangka sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah, MBG diharapkan menjadi katalisator perubahan. Tidak hanya menurunkan angka stunting, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi lokal.
Ke depan, evaluasi berkala dan pelibatan masyarakat menjadi kunci agar MBG memberi dampak maksimal.
“Ini lebih dari sekadar pembagian makanan; ini investasi masa depan bangsa,” kata Intje menutup wawancara.