Sulawesi Selatan, gemasulawesi – Masyarakat adat Kaluppini yang berada di wilayah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan telah memiliki sebuah tradisi unik untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Dalam adat Kaluppini yanga ada di Sulawesi Selatan mereka akan mengamati bulan sabit dengan menggunakan sebuah sarung atau kain sutra.
Menurut Imam adat Kaluppini yaitu yang bernama Abdul Hakim, penggunaan sarung atau kain sutra akan membuat bulan sabit bisa terlihat sangat lebih jelas.
Abdul Halim juga menjelaskan bahwa tanggal satu setiap bulan dalam sebuah kalender Islam sebenarnya bisa ditentukan jauh hari sebelumnya, yaitu pada malam tanggal delapan dan malam tanggal 22.
Baca juga: Berburu Oleh Oleh Khas Palu
Pada dua malam tersebut, garis tengah bulan akan lurus (tidak cekung atau cembung) karena bulan terlihat sudah 50 persen atau terlihat sisa 50 persen.
“Namun, pengamatan pada malam tanggal delapan terhalang oleh awan,” kata Abdul Halim.
Pengamatan akan dilakukan lagi pada malam tanggal 22 dengan menggunakan teropong bukan lagi sarung atau kain sutra.
“Untuk Kaluppini, pengumuman Idul Fitri jatuh pada Jumat terakhir di bulan Ramadhan akan dibuat di masjid,” ungkap Abdul Halim.
Baca juga: Warga Makassar Digegerkan Penemuan Bayi Terbungkus Sarung
Pande Tanda yaitu personil dari adat yang bertanggung jawab atas astronomi, akan melaporkan hasil pengamatannya pada rapat adat di hari Jumat di minggu terakhir pada bulan Ramadhan.
Tentu saja, pengamatan untuk melihat hilal ini tidak hanya dilakukan oleh Pande Tanda saja, tetapi juga dilakukan oleh beberapa dari orang tua yang telah memiliki keahlian dalam mengamati bulan atau hilal. (*/Riski Endah Setyawati)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News