Berita Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, terapkan teknologi pemadatan sampah atau sanitary landfill di tempat pembuangan akhir (TPA), pada kolam cekung untuk mengurangi risiko dampak pencemaran air,tanah dan udara.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu Firman di Palu, Kamis 6 Oktober 2022.
“Saat ini, jaringan pembangunan global United Nations Development Programme (UNDP) Perserikatan bangsa-bangsa sedang membangun teknologi sanitary landfill sebagai bagian dari upaya pemulihan pasca gempa di kota Palu,” ucap Firman.
Menurut dia, penerapan sistem sanitary landfill di TPA Kota Palu diharapkan dapat mengurangi risiko dampak sehingga tidak menggangu wilayah sekitarnya.
Ia menjelaskan, pengelolaan TPA ini harus memperhatikan beberapa aspek, termasuk aspek kesehatan, karena kawasan tersebut tidak hanya menjadi tempat pembuangan barang bekas, tetapi juga mengandung residu berbahaya.
Di kawasan TPA, kata dia, juga menjadi mata pencaharian warga sekitar dengan mengumpulkan dan menjual barang bekas untuk menyambung hidup mereka. Oleh karena itu, Pemkot Palu berusaha menata kawasan TPA dengan rapi, agar tidak terkesan kumuh dan tempat berkembang biaknya penyakit.
Ia mengatakan lahan TPA Kota Palu memiliki luas sekitar 10 hektar yang dikuasai oleh pemerintah daerah setempat, sehingga lahan itu cukup untuk menampung volume sampah untuk saat ini.
Oleh karena itu, kata dia, Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu terus melakukan kajian teknis dan perencanaan untuk mengantisipasi apakah volume sampah akan meningkat di masa mendatang, karena sistem TPA juga memiliki kapasitas yang terbatas, sehingga diperlukan untuk menyiapkan skema baru.
“Sementara kapasitas saat ini masih mendukung, kami perlu melakukan beberapa perencanaan apakah akan menambah lahan atau beralih menggunakan sistem teknologi pembakar sampah (incinerator) limbah kalori tinggi di atas 1.000 derajat celcius,” kata Firman.
Baca: Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panpel Arema dan Dirut PT LIB Jadi Tersangka
Ia mengatakan, produksi sampah yang diangkut petugas kebersihan di Kota Palu saat ini mencapai sekitar 600 kubik per hari saat mengoperasikan armada sebanyak 87 kendaraan, dimana 39 unit dikelola oleh DLH dan 48 unit di setiap kelurahan di kota tersebut.
Menurut dia, pengangkutan sampah rumah tangga ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke TPA berjalan dengan baik, dipastikan lingkungan pemukiman dan kawasan perkotaan terlihat bersih karena didukung dengan ketersediaan armada kendaraan dan petugas kebersihan yang memadai.
“Saat ini Pemerintah Kota Palu juga memaksimalkan TPS terpadu untuk proses pemilahan sampah sebelum diangkut ke TPA,” kata Firman. (*Dn/Ikh)
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News