Berita Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah, menargetkan produksi cabai rawit dan besar naik pada tahun 2022 guna menjaga ketahanan pangan daerah.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas TPH Sulawesi Tengah Nelson Metubun di Palu, Minggu 30 Oktober 2022.
“Setiap tahunya kami ingin agar produksi cabai meningkat. Jika ada peningkatan tentu akan berdampak positif bagi pendapatan petani,” ucap Nelson Metubun.
Ia menjelaskan cabai merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat, sehingga pemerintah harus menjamin produksi bahan pokok tetap terjaga dan terpenuhi di tingkat petani.
Menurut badan tersebut, produksi cabai rawit di Sulawesi Tengah pada tahun 2021 sebesar 21.757 ton, turun 25.042 ton dari tahun 2020.
Sementara itu, produksi cabai besar pada tahun yang sama 6.338 ton, dibandingkan 7.248 ton pada 2020.
Pada tahun 2022, Pemprov Sulawesi Tengah menargetkan luas areal cabai seluas 1.082 hektar dan telah terealisasi 447 hektar atau sekitar 41,35 persen dari Januari hingga 28 Oktober 2022.
“Luas cabai rawit tahun ini 4.028 hektar, realisasinya 1.811 hektar atau sekitar 44,96 persen selama 10 bulan terakhir,” kata Nelson.
Dari luas tanam, dia mengatakan target produksi cabai besar tahun ini diperkirakan 6.615 ton, dan produksi hingga September 3.648 ton.
Jadi produksi cabai rawit diperkirakan 23.650 ton dan realisasi sembilan bulan terakhir 13.891 ton.
“Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, produk ini juga dipasarkan di beberapa wilayah Tanah Air seperti Pangkal Pinang, Tarakan, Jakarta dan Belitung. Jadi kami mendorong petani untuk meningkatkan produksi,” kata Nelson.
Baca: Ratusan Polisi Disiagakan di Tambang Emas PT Citra Palu Mineral
Ia menambahkan, peningkatan produksi oleh petani hortikultura ini sejalan dengan harapan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura untuk menekan laju inflasi dengan menanam cabai, karena produk ini dipandang sebagai masa pertumbuhan yang cepat.
Nelson mengatakan, gubernur juga mengimbau para kepala daerah di 13 kabupaten dan kota di Sulteng, untuk memanfaatkan perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) membantu petani mengakses permodalan untuk biaya produksi, selain ditunjang dengan sarana dan prasarana produksi (saprodi) dari pemerintah. (Dn)
Baca: Diterjang Banjir dan Longsor, Majene Berstatus Siaga Darurat
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News
Editor: Muhammad Ikhsan