Berita Buol, gemasulawesi- Jelang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Buol persiapkan anggaran kurang lebih 3 Milyar rupiah dalam rangka memperkuat stok ketahanan pangan.
Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi tengah (Sulteng) Ir Usman, dalam video siaran persnya yang dibagikan di halaman Diskominfo Kabupaten Buol Sabtu 09 Mei 2020.
“Langkah itu kami tempuh dalam rangka memperkuat kesiapan pangan dalam masa pandemik covid-19 di Kabupaten Buol,” jelasnya.
Lanjut dia, pihaknya tetap mendorong para petani untuk tetap menjalankan usaha taninya. Menurutnya, hingga saat ini khusus untuk padi sawah sampai saat ini sudah ditanami pada lahan 5641 hektar.
“Khusus yang di panen pada periode April pada lahan seluas 1078 hektar, kita harapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Buol disaat diberlakukannya PSBB,” urainya.
Dari hasil panen pada lahan selua 1078 hektar tersebut berhasil menghasilkan beras sebanyak 2908 ton.
Ia mengatakan, dengan stok beras yang ada saat ini diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Buol selama dua bulan kedepan.
“Dengan asumsi kebutuhan kita di Buol per bulannya adalah 1434 ton,” ungkapnya.
Dijelaskannya, saat ini dari sekiba ribu hektar yang telah ditanami padi masih ada 2062 hektar yang belum belum panen.
Ia berharap, padi yang belum masuki masa panen tersebut tidak mengalami kendala berarti kedepannya sehingga bisa memperkuat ketahanan pangan paska PSBB Buol.
“Mengikuti periode April, kami memperhitungkan kurang lebih ada sekitar 5000 ton stok beras di Kabupaten Buol Sulteng. Artinya, bisa memenuhi kebutuhan tiga bulan kedepan,” terangnya.
Selain itu masih ada ribuan hektar lagi yang baru akan memasuki masa tanam, termasuk lahan yang telah melwati masa panen akan digenjot untuk kembali melakukan penanaman.
Apalagi kata dia, pihak Dinas sosial Kabupaten Buol Sulawesi tengah juga telah melakukan antisipasi dengan menyiapkan cadangan pangan mengantisipasi terjadinya gagal panen.
“Kami juga sesuai tupoksi akan menyiapkan cadangan pangan sebanyak 60 ton, dalam recofusing anggaran juga disiapkan lahan sekitar 1000 hektar. Ada juga bantuan pengadaan benih untuk mempermudah proses penanamannya,” tuturnya.
Selain program regular untuk pertanian sawah, Dinas pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Buol juga telah mempersiapkan beberapa program pendukung lainnya seperti pengembangan peternak ayam petelur maupun pedaging.
“6000 ekor akan diadakan untuk ayam pedaging dan 3000 ekor untuk ayam petelur, itu akan diarahkan di desa momunu kebetulan ada lahan Dinas pertanian dan ketahanan pangan disana kurang lebih 11 hektar,” katanya.
Pihaknya kata dia, akan melibatkan warga yang telah profesional dan berpengalaman dalam beternak bukan yang baru memulai atau mencoba coba.
Tujuan dari program itu adalah untuk menyiapkan pangan, sehingga peruntukkannya hanya bagi yang telah berpengalaman.
“Jadi itu tidak untuk semua kalangan, karena bersifat mendukung kesiapan pangan kita. Sehingga kami membutuhkan warga yang telah berpengalaman dalam usaha ternak ini sehingga bisa kita harapkan memberikan hasil,” tegasnya.
Jika program itu bisa berjalan sukses maka diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan daging sebesar 87.9 ton dan kebutuhan telur 63.54 ton.
Antisipasi kegagalan panen lainnya adalah dengan mempersiapkan tanaman jagung yang saat ini telah ditanami pada lahan seluas 13.076 hektar.
“saat ini telah kita panen pada lahan seluas 5900 hektar. Jadi masih ada kurang lebih 7000 hektar yang belum kita panen,” paparnya.
Menurutnya jagung ini juga potensi yang bisa dimanfaatkan, jika selama ini jagung dijual keluar daerah Sulawesi tengah maka untuk kepentingan ketahanan pangan di Kabupaten Buol bisa dimanfaatkan untuk kepentingan jagung beras. Untuk merealisasikan itu pihaknya akan menyiapkan mesin gilingan jagung beras.
“Termasuk mesin pemisah ari-arinya, itu rencananya akan kami adakan 20 unit ditempatkan pada sentra penghasil jagung di Kabupaten Buol,” pungkasnya.
Intervensi lainnya yang akan dilakukan adalah pengolahan sagu yang juga menurutnya cukup bagus potensinya di Kabupaten buol.
Laporan: Muhammad Irfan Mursalim