Sukabumi, gemasulawesi - Kematian bayi laki-laki berusia 3 bulan di Sukabumi setelah menerima suntikan imunisasi dari puskesmas telah menjadi perbincangan hangat dan viral di masyarakat.
Kasus ini masih dalam penyelidikan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), yang berusaha memahami penyebab tragis di balik kepergian Muhammad Kenzie Arifin, bayi laki-laki asal Sukabumi tersebut.
Peristiwa menyedihkan ini terjadi di Puskesmas Kelurahan Sukakarya, Kota Sukabumi.
Kenzie dinyatakan meninggal setelah upaya medis di rumah sakit tidak berhasil menyelamatkannya, hanya beberapa jam setelah menerima empat jenis vaksin: BCG, DPT, Polio, dan Rotavirus.
Muhammad Ikram Ardiansyah Tumiwang, pengacara keluarga korban, mengungkapkan kegelisahan keluarga yang masih menunggu hasil investigasi dari Komnas KIPI.
Mereka menginginkan kejelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada anak mereka yang baru berusia dua bulan lebih beberapa hari ini, dan tiba-tiba meninggal dalam usia sekitar 3 bulan.
Keluarga mencurigai kemungkinan kesalahan saat proses penyuntikan.
"Mereka memiliki kecurigaan bahwa ada kesalahan dalam proses penyuntikan yang tidak seharusnya dilakukan pada bayi yang masih begitu muda," jelas Ikram, dikutip pada Jumat, 21 Juni 2024.
Mereka menyebutkan kemungkinan adanya penyuntikan berlebihan yang tidak wajar.
Langkah berikutnya bagi keluarga adalah menunggu hasil investigasi untuk mengonfirmasi apakah terdapat malapraktik dalam pemberian imunisasi tersebut.
Jika terbukti, mereka akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengambil tindakan hukum yang tepat.
Kasus ini memunculkan kekhawatiran yang mendalam dalam masyarakat akan pentingnya pengawasan ketat dan kepatuhan terhadap prosedur medis, terutama saat melibatkan perlindungan anak-anak yang masih sangat rentan.
“Mungkin saat di vaksin, anaknya lagi dalam keadaan sakit karena memang anak saya gitu juga, tapi sudah saya tanyakan ke pihak puskesmas, memang seperti itu prosedurnya, dan memang setelah disuntik, anak diberikan parasetamol. Alhamdulillah, anak saya sehat, meskipun pas abis disuntik, kasihan,” ungkap akun @sho***.
Ada juga yang menyoroti soal pemberian imunisasi yang langsung diberikan sebanyak 4 kali.
“Bidan di desaku hanya berani menyuntik maksimal 2 kali. Meskipun ada yang telat waktu suntiknya, tetap hanya 2 kali suntik. Semoga keluarga adek bayi diberi ketabahan,” ungkap akun @rhm***.
Sebagian lainnya juga memberikan saran agar tidak memberikan imunisasi pada anak ketika sedang sakit.
“Kalau mau imunisasi, usahakan anak benar-benar dalam kondisi fit, ya Bun. Kalau masih bapil, jangan menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Vaksin itu hak anak, loh. Temanku ada anak yang tidak pernah diimunisasi, jadi mudah sakit demam dan diare. Jadi, sebagai ibu yang cerdas, sekarang banyak ilmu di media mana saja. Yuk, tingkatkan pengetahuan agar tidak selalu menyalahkan imunisasi,” ungkap akun @mus***. (*/Shofia)