Internasional, gemasulawesi – Salah seorang ahli bedah yang tiba di Jalur Gaza sebagai bagian dari misi medis dari Australia, Bushra Othman, menyatakan beberapa cedera yang pihaknya lihat di RS Al Aqsa di Deir el Balah adalah luka akibat pecahan peluru dan ledakan.
Bushra Othman menambahkan juga luka parah di bagian dada, cedera esofagus dan paru-paru dan trauma perut yang parah.
Bushra Othman juga mengungkapkan jika bayi berusia 18 bulan terbunuh dalam ledakan dan mengalami atau menderita luka bakar parah di sekujur tubuhnya.
Baca Juga:
30 Orang Dinyatakan Terluka, Bom Penjajah Israel Dilaporkan Menghantam Sekelompok Orang di Rafah
Dia mengungkapkan jika tidak satu pun dari pasien ini dapat pergi ke unit perawatan intensif untuk memperoleh perawatan yang tepat dikarenakan rumah sakit kekurangan staf, kekurangan pasokan dan juga sumber daya yang ada tidak mencukupi.
Di sisi lain, ahli bedah anak umum yang bekerja di RS Al-Ahli di Deir el-Balah sebagai bagian dari misi medis dari Australia, Jamal Mari, mengungkapkan jika dia tidak diizinkan untuk membawa pasokan medis apa pun ke wilayah Jalur Gaza.
Dia mengatakan tidak ada persediaan.
“Mereka memiliki 5 ruangan di rumah sakit yang menurut mereka adalah ruang operasi, namun, sejujurnya, ruangan-ruangan tersebut hanyalah bilik kecil yang diubah bentuknya dan dijadikan teater,” terangnya.
Dia mengakui tidak mengerti bagaimana pihak rumah sakit mengelolanya.
Di sisi lain, serangan pesawat tak berawak penjajah Israel telah mengakibatkan ledakan besar dan kebakaran di dekat sebuah pompa bensin di sebelah timur Tulkarem, Tepi Barat.
Dikabarkan jika seorang pria melarikan diri dari api saat puing-puing berjatuhan dari langit, namun, tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Disebutkan juga jika pesawat penjajah Israel terdengar terbang di atas kota Tulkarem dan kamp pengungsinya selama berjam-jam, sebelum serangan pesawat tak berawak di lingkungan al-Salam di Tulkarem, yang berada di dekat kamp pengungsi Nur Shams.
Di sisi lain, setidaknya 37.396 meninggal dan 85.523 orang terluka dalam perang di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023. (*/Mey)