Internasional, gemasulawesi – Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Farhan Haq, menyatakan UNRWA kini memperkirakan sekitar 65 ribu orang masih berada di Rafah.
Farhan Haq menambahkan jika UNRWA menyatakan bahwa warga Palestina terus mengungsi di tengah pertempuran aktif dan juga pemboman.
“Hal ini sangat kontras dengan 6 minggu yang lalu saat Rafah menampung 1,4 juta pengungsi sebelum adanya perintah evakuasi dan juga operasi militer penjajah Israel,” ujarnya kemarin, 19 Juni 2024.
Di sisi lain, Chris Sidoti, yang merupakan anggota Komisi Penyelidikan Internasional Independen atau COI PBB, menyebutkan jika tentara penjajah Israel adalah salah satu tentara yang paling kriminal di dunia.
COI juga menyajikan temuan-temuan mereka dalam laporannya tentang pelanggaran yang dilakukan oleh Hamas dan penjajah Israel sejak perang penjajah Israel di Jalur Gaza.
Sementara itu, 4 pejabat AS yang tidak disebutkan namanya dalam pemerintahan Joe Biden mengatakan keraguan semakin meningkat bahwa penjajah Israel dan Hamas akan mencapai kesepakatan gencatan senjata di bawah kerangka yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir.
Diketahui jika baru-baru ini pada pekan ini, Amerika Serikat menyatakan bahwa posisinya terhadap gencatan senjata di Amerika Serikat adalah bahwa Hamas bertanggung jawab atas penundaan tersebut dan bahwa penjajah Israel tidak hanya menerima kesepakatan itu, namun, juga yang mewujudkannya.
Di sisi lain, dilaporkan jika situasi keamanan di Jalur Gaza sekarang ini meningkat dengan sangat cepat.
Dalam 1 jam terakhir pada pukul 8 malam tadi, militer penjajah Israel telah menargetkan sekelompok warga Palestina di bagian timur Rafah.
2 drone militer penjajah Israel juga terbang dan melayang di ketinggian sangat rendah di sekitar RS Al Aqsa.
OCHA atau Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di wilayah Palestina juga telah memberikan infomasi terkini mengenai krisis di Jalur Gaza.
OCHA juga melaporkan menurut Organisasi Buruh Internasional, produk domestik riil di Jalur Gaza telah menurun lebih dari 83 persen. (*/Mey)