Potensi Bisnis, Wali Kota Sebut Pengolahan Ikan Tangkapan Laut Bitung Menjadi Industri Terbesar Perikanan di Indonesia

Ket. Foto: Wali Kota Menyatakan Pengolahan Ikan Tangkapan Laut Kota Bitung Menjadi Industri Paling Besar Perikanan di Indonesia Source: (Foto/ANTARA/Humas Pemkot)

Bitung, gemasulawesi – Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, menyatakan jika potensi bisnis di Bitung, yaitu pengolahan ikan tangkapan laut menjadi industri paling besar perikanan di Indonesia.

Dalam keterangannya tanggal 21 Juni 2024, Wali Kota Bitung mengatakan jika Kota Bitung memproduksi sekitar 1.400 ton ikan kaleng setiap harinya yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan perikanan yang ada di Bitung.

Dalam kesempatan tersebut, Maurits Mantiri menerangkan dari 14 pabrik pengolahan ikan kaleng yang ada di Indonesia, 7 pabrik berada di Kota Bitung, dengan kapasitas produksi yang mencapai 1.400 ton per harinya.

Baca Juga:
Banjir di Gorontalo, BNPB Ungkap Pemda Telah Mengerahkan Sejumlah Alat Berat untuk Membersihkan Material

Dia menyampaikan bahwa dengan jumlah tersebut, jika pasar ikan kaleng di Indonesia dilakukan pembinaan dengan baik, maka Kota Bitung akan menjadi penyedia yang paling besar.

“Jika orang mengatakan Bitung adalah kota cakalang, yang hebatnya lagi, pabrik ikan kaleng tuna cakalang produksi Bitung telah dikenal hingga ke mancanegara, seperti Eropa, Jepang, Vietnam dan Amerika,” katanya.

Dikutip dari Antara, Maurits menambahkan jika produksi pabrik pengolahan ikan kaleng di Kota Bitung hampir seluruhnya berorientasi ekspor ke luar negeri.

Baca Juga:
Agar Kinerja Tidak Menurun, Bapenda Sulsel Harap Pemda Melakukan Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah hingga Pertengahan Tahun

Maurits Mantiri menjelaskan terkait Kota Bitung yang telah dikenal sebagai kota penghasil produk olahan ikan cakalang paling besar di Indonesia, hal itu dikarenakan Bitung setiap tahunnya menghasilkan ikan cakalang sebanyak ratusan hingga ribuan ton.

Di sisi lain, Karantina Sulawesi Utara bersama dengan Pemerintah Kota Bitung sepakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang dilakukan melalui kinerja ekspor di daerah itu.

Kepala Karantina Sulawesi Utara, I Wayan Kertanegara, menyatakan komoditas rutin yang diekspor dalam periode waktu tertentu terdiri dari produk perikanan, seperti halnya tuna beku, ikan kayu dan ikan kaleng, serta produk pertanian seperti rempah-rempah dan juga olahan kelapa.

Baca Juga:
Bikin Emosi! Viral Aksi Sopir Angkutan Umum Jurusan Cililitan Tongtek Lawan Arah Hingga Sebabkan Kemacetan Panjang ke Arah Stasiun Kalibata

Wayan juga menuturkan jika Karantina sangat mendukung para pengekspor agar produknya diterima oleh negara tujuan.

“Kami juga siap berperan dalam mendampingi pemilik produk agar dapat memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditetapkan,” tegasnya. (*/Mey)

Bagikan:

Artikel Terkait

Berita Terkini