Viral! Kisah Pilu Anak Penjual Sayur di Desa Kuo Sulawesi Barat, Pakai Sandal Jepit di Hari Pertama Masuk Sekolah Karena Tak Punya Uang

Siswa SD Inpres Kuo Kecamatan Pangale Kabupaten Mamuju Tengah harus menggunakan sendal jepit di hari pertama masuk sekolah. Source: Foto/Tangkap layar Instagram @undercover.id

Sulawesi Barat, gemasulawesi - Seorang siswa SD di Desa Kuo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), bernama Muhammad Firdaus, menjadi sorotan publik.

Sebuah video yang memperlihatkan momen Muhammad Firdaus tidak mengenakan sepatu saat hari pertama masuk sekolahnya viral di media sosial. 

Muhammad Firdaus yang berusia 7 tahun terpaksa menggunakan sandal jepit biru sebagai gantinya karena orang tuanya tidak mampu membelikan sepatu baru untuknya.

Kejadian ini terjadi di SD Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mateng, Sulawesi Barat.

Baca Juga:
Pria Lansia Tukang Jahit Sepatu di Mojokerto Jadi Korban Salah Tangkap Polisi, Alami Banyak Luka di Wajah, Begini Kronologinya

Dari video yang beredar luas, terlihat saat Firdaus duduk di halaman sekolah sendirian, tanpa didampingi kedua orang tuanya, dengan sandal jepit sebagai alas kakinya. 

Berbeda dengan murid-murid baru lainnya yang mengenakan sepatu lengkap dengan seragam sekolah, Firdaus menjadi satu-satunya siswa yang tampak menggunakan sandal jepit.

Ibu Firdaus, Siti Aisyah, mengungkapkan bahwa mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli sepatu baru bagi anaknya. 

"Saya tidak bisa membelikan sepatu untuk anak saya sehingga dia tidak memakainya ke sekolah," ungkap Siti Aisyah.

Baca Juga:
Aksi Pria di Krobokan Semarang Tembak Kucing dengan Pistol hingga Tewas Viral, Polisi Gerak Cepat Amankan Pelaku

Ia, mengungkapkan dengan sedih bahwa dia tidak bisa mengantar anaknya ke sekolah karena Firdaus hanya memiliki sandal jepit sebagai alas kakinya. 

Ia merasa malu dengan kondisi tersebut, namun tidak memiliki pilihan karena tidak memiliki uang untuk membelikan sepatu baru bagi anaknya.

Kondisi ekonomi keluarga yang belum stabil juga menyebabkan seragam sekolah Firdaus masih dalam proses dicicil.

Siti Aisyah mengeluhkan bahwa sebagai penjual sayur keliling kampung dengan menggunakan sepeda, penghasilannya hanya sekitar 100 ribu rupiah per hari jika semua barang dagangannya laku terjual. 

Baca Juga:
Ketahuan Tilap Barang Bukti Narkotika Jenis Sabu, 5 Anggota Ditresnarkoba Polda Jawa Tengah Ditangkap, Ini Identitas Kelima Pelaku

Namun, jika sayur atau tempe yang dibawanya tidak laku, ia bisa mengalami kerugian.

Kisah Firdaus yang viral ini memicu respons dari masyarakat, dengan banyaknya dukungan dan kepedulian yang ditunjukkan. 

Banyak pihak mengekspresikan simpati mereka terhadap kondisi Firdaus dan keluarganya.

"Masya Allah, sungguhan apa cuma momen ini, yang sabar ya nak, yang penting niat sekolah tetap jadi anak yang teguh, semoga kedepanmu sukses, amin," komentar akun @po***.

Baca Juga:
Serukan Dukungan, Otoritas Palestina Tantang Rencana Penjajah Israel untuk Mencaplok dan Mengalihkan Kendali Situs Arkeologi

Sebagian lainnya juga mengkritik si ibu yang belum bisa membelikan sepatu tersebut.

"Tapi Bu, kamu malu mengantarnya ke sekolah karena pakai sendal jepit. Gimana dengan anakmu yang mungkin akan dibully nanti? Harusnya kamu tidak malu mendampinginya, Bu. Kamu harus ada di sisi anakmu," komentar akun @med***.

Bahkan ada pula yang berniat ingin membelikan sepatu untuk sang anak.

"Boleh minta tolong siapapun yang bisa menyampaikan ke anak tersebut? Aku mau beliin sepatu dan alat sekolah lainnya buat anak tersebut," komentar akun @reka***.

Baca Juga:
Berlangsung di Stadion Madani, Kepala Dinas Kominfosantik Sulawesi Tengah Serahkan Bantuan Program Tangguh Bersinar

Peristiwa ini juga mengingatkan kita akan tantangan yang dihadapi oleh beberapa keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar pendidikan anak-anak mereka. (*/Shofia)

Bagikan:

Artikel Terkait

Berita Terkini