Halmahera, gemasulawesi – Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan erupsi Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, yang terjadi pada hari Selasa dini hari, tanggal 6 Agustus 2024, pukul 02.42 WIT, menghasilkan kolom abu setinggi 1 kilometer dari atas puncak dan pijaran api setinggi 100 meter.
Dalam laporan yang diterima di Jakartam Muhammad Wafid mengatakan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
Aktivitas erupsi Gunung Ibu yang ke-14 kali dalam 24 jam terakhir itu terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi sementara saat itu selama 1 menit 6 detik.
Petugas posko pemantau Desa Tokuoko, Kecamatan Tabaru, Halmahera Barat, juga melaporkan hingga saat ini aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih berada pada status level III atau siaga.
Suara gemuruh yang timbul akibat erupsi Gunung Ibu tersebut terdengar hingga ke pos pengamatan Gunung Ibu.
Untuk itu, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat yang ada di sekitar Gunung Ibu agar tidak melakukan aktivitas mendaki dan juga mendekati Gunung Ibu dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah pada bagian utara dari kawah aktif.
Dikutip dari Antara, jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivita di luar rumah disarankan untuk menggunakan masker sebagai pelindung hidung dan mulut demi menghindari bahaya gangguan sistem pernafasan, serta kacamata.
Sebelumnya, pada pekan lalu, Badan Geologi menetapkan radius 4 kilometer atau km dari kawah Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, sebagai zona bahaya untuk masyarakat yang beraktivitas usai gunung tersebut meletus secara beruntun sebanyak 6 kali dengan amplitudo maksium 28 milimeter.
Letusan beruntun itu diketahui terjadi pada pagi hingga siang tanggal 2 Agustus 2024.
“Masyarakat dan juga wisatawan diminta untuk tidak beraktivitas apapun pada radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu,” katanya. (Antara)