Gorontalo, gemasulawesi - Penangkapan seorang pria berinisial YLK di Desa Mongolato, Telaga, Gorontalo telah menggemparkan publik dan memicu perhatian banyak pihak.
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil menangkap YLK, yang diduga kuat berafiliasi dengan jaringan teroris internasional Al Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP).
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, dalam konferensi persnya, menjelaskan bahwa YLK adalah warga Indonesia yang bergabung dengan AQAP, sebuah kelompok ekstremis yang aktif di Yaman dan Arab Saudi.
"YLK merupakan bagian dari jaringan Al Qaeda dan memiliki sejarah panjang dalam pelatihan militer teroris," ungkap Aswin pada Selasa, 3 September 2024.
Menurut Aswin, YLK pernah mengikuti pelatihan di Camp Hudaibiyah, Filipina, dari tahun 1998 hingga 2000.
Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya AQAP untuk memperkuat jaringan terorisnya.
Selain itu, pada tahun 2001, YLK terlibat dalam Muqoyama Badar tahap 2 di Jawa Timur, yang merupakan program pelatihan militer dari Jamaah Islamiyah (JI), sebuah kelompok teroris lokal yang juga memiliki hubungan dengan jaringan internasional.
Penangkapan YLK ini tidak hanya menunjukkan keterlibatan YLK dalam berbagai pelatihan teroris tetapi juga mengungkapkan latar belakang kejahatannya yang lebih luas.
Pada tahun 2003, YLK pernah ditahan karena kasus kepemilikan senjata api laras panjang, yang merupakan titipan dari seorang narapidana kasus Bom Bali 1.
Kemudian, pada tahun 2012, ia bergabung dengan Jamaah Anshor Tauhid (JAT) dan berpartisipasi dalam program pengiriman personel ke Yaman sebagai bagian dari jihad global AQAP.
Selama penangkapan, pihak kepolisian juga menyita beberapa barang bukti penting dari YLK.
Adapun beberapa barang bukti yang ditemukan tersebut diantaranya adalah satu lembar buletin dakwah Hizbut Tahrir Indonesia, satu paspor atas nama Yudi Lukito Kurniawan, dan dokumen pemeriksaan imigrasi Singapura.
Baca Juga:
Bencana Banjir Dilaporkan Kembali Melanda 3 Desa di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah
Bukti-bukti ini memperkuat dugaan keterlibatan YLK dalam aktivitas teroris internasional dan menunjukkan jangkauan luas jaringan yang terlibat.
Penangkapan ini telah menarik perhatian publik dan media sosial, dengan banyak komentar yang mengecam tindakan teroris serta mengapresiasi upaya Densus 88 dalam menanggulangi ancaman ekstremisme.
Masyarakat berharap penangkapan ini dapat memperkuat keamanan nasional dan mengurangi risiko terorisme di Indonesia.
Dengan penangkapan ini, Densus 88 menunjukkan komitmennya untuk menangani dan membongkar jaringan teroris yang beroperasi di tanah air.
Upaya penegakan hukum ini diharapkan dapat mengurangi potensi ancaman dan memastikan keselamatan publik dari bahaya ekstremisme yang semakin meningkat. (*/Shofia)