Jakarta Pusat, gemasulawesi - Kasus pemerasan yang menimpa seorang pria berinisial AS telah menarik perhatian publik setelah insiden tersebut viral di media sosial.
Peristiwa ini terjadi di sebuah apartemen kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kejadian ini menyoroti risiko yang dihadapi oleh pengguna aplikasi kencan ketika mencari hiburan.
AS terlibat dalam kesepakatan dengan seorang wanita yang ia kenal melalui aplikasi MiChat.
Baca Juga:
Momen Ambulans Tak Diperbolehkan Mengisi BBM Solar di SPBU Semarang Viral, Ternyata Ini Alasannya
Dalam perbincangan awal, keduanya sepakat mengenai tarif untuk layanan yang akan diberikan, yaitu Rp200 ribu. Namun, situasi berubah drastis ketika AS tiba di lokasi yang disepakati.
Bukannya hanya bertemu dengan wanita yang dijanjikan, ia malah dihadapkan oleh pelaku berinisial D beserta rekan-rekannya yang sudah menunggu di dalam apartemen.
Ketika AS memasuki ruangan, pelaku langsung memaksa dan mengancamnya.
Mereka meminta uang tambahan sebesar Rp1,7 juta, jauh lebih tinggi dari tarif yang telah disepakati.
"Muncul terlapor bersama kawan-kawan lainnya untuk meminta uang tambahan secara paksa sebesar Rp1,7 juta," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Dalam situasi tersebut, AS merasa tertekan dan terpaksa memenuhi tuntutan mereka.
Setelah berhasil melarikan diri dari apartemen tersebut, AS merasa dirugikan dan langsung melaporkan kasus pemerasan ini kepada pihak berwajib.
"Korban merasa terpaksa memberikan uang sesuai permintaan pelaku karena merasa terancam," tambah Ade Ary.
Kasus ini kini sedang diselidiki oleh Polsek Cempaka Putih, dengan polisi berkomitmen untuk mengusut tuntas dan menangkap para pelaku.
Pihak kepolisian juga menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat menggunakan aplikasi kencan.
Kombes Pol Ade Ary menegaskan pentingnya melaporkan tindakan kriminal semacam ini agar pelaku bisa segera ditindak.
"Kami akan melakukan penyelidikan secara mendalam dan meminta informasi dari saksi-saksi yang ada di lokasi kejadian," ujarnya.
Kejadian ini tidak hanya mengungkap tindakan kriminal, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya berhati-hati saat menggunakan platform online.
Diharapkan, laporan AS dapat menjadi langkah awal untuk mencegah pemerasan serupa terjadi pada orang lain di masa depan.
Kasus ini juga menyoroti perlunya perlindungan bagi seluruh masyarakat agar terhindar dari situasi yang berisiko dan memperhatikan keamanan saat melakukan pertemuan. (*/Shofia)