Masih Agresi, Petani Palestina Akui Merasa Seperti Pencuri di Tanah Mereka Sendiri

Ket. Foto: Para Petani Palestina Mengakui Merasa Seperti Pencuri di Tanah Mereka Sendiri (Foto/X/@UNRWA)
Ket. Foto: Para Petani Palestina Mengakui Merasa Seperti Pencuri di Tanah Mereka Sendiri (Foto/X/@UNRWA) Source: (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi - Jika berkunjung ke Tepi Barat, Palestina, pohon-pohon zaitun terlihat banyak terdapat disana.

Pohon-pohon zaitun di Tepi Barat itu terlihat dengan daunnya yang ramping dan juga ada yang berusia ratusan hingga ribuan tahun.

Saat ditemui, Doha Asous, yang merupakan seorang petani zaitun Palestina mengungkapkan dia telah mulai memetik buah zaitun bersama dengan ibunya sejak dia berusia 6 tahun.

Baca Juga: Telah Lama Mendoktrin, Disebutkan Tidak Mengejutkan Melihat Kaum Anak Israel Rayakan Genosida di Palestina

Dikatakannya jika itu terjadi setelah ayahnya terbunuh di perang 6 hari yang terjadi di tahun 1967 lalu.

Doha Asous yang kini berusia 62 tahun memiliki lebih dari 700 pohon zaitun yang letaknya ada di Desa Burin di sebelah selatan Nablus.

Dia menegaskan jika pohon-pohon zaitun miliknya itu sudah seperti keluarga dan anaknya.

Baca Juga: Masih Terus Bombardir, Definisi Antisemitisme Menurut IHRA Adalah Menghapus Palestina dari Universitas di Inggris

“Pohon zaitun yang saya punya paling tua berusia sekitar 150 tahun,” katanya.

Dia menambahkan jika itu diwariskan dari neneknya yang nantinya akan diwariskan kepada 3 anaknya yang lain.

Sekitar 110.000 keluarga di Tepi Barat, Palestina, diketahui bergantung pada panen zaitun yang menjadi penghasilan mereka.

Baca Juga: Tewaskan Banyak yang Tidak Berdosa, Disebutkan Ada Kewajiban Moral untuk Menutup Pabrik Senjata Milik Penjajah Israel

Pohon zaitun juga dikatakan tidak hanya penting untuk perekonomian Palestina, namun juga adalah bagian penting dari identitas Palestina.

Dia menegaskan jika pohon zaitun merupakan simbol dari ketabahan dan simbol Palestina.

Desa Burin yang ditinggali Doha Asous diketahui terjepit di 3 pemukiman Israel ilegal yang salah satunya adalah Yitzhar yang dikenal sebagai pemukim ekstremis yang sering meneror warga Palestina yang bertempat tinggal di desa-desa sekitarnya.

Baca Juga: Disebutkan Akan Menjadi Tahun Tersulit, Penjajah Israel Dapat Menghadapi Masalah Hukum Paling Serius di 2024

Yang menyedihkan, para pemukim Israel itu akan membakar, menyerang, atau mencabut pohon zaitun, selain juga menyerang rakyat Palestina yang mencoba memanen buah zaitun milik mereka.

Disebutkan jika melakukan hal itu juga memerlukan izin dari otoritas Israel.

Muna Musa putrinya mengungkapkan jika sebelumnya para pemukim Israel itu memukuli orang Palestina, dan yang lainnya, namun, sejak perang dimulai di tanggal 7 Oktober, mereka bermaksud membunuh.

Baca Juga: Dikecam Komunitas Intenasional, Ini Bagaimana Orang di Seluruh Dunia Lakukan Boikot dan Protes terhadap Penjajah Israel

Akram Ebrahem Ali Omran, petani zaitun yang lain, mengungkapkan perasaannya ketika dia merasa seperti pencuri di tanahnya sendiri ketika dia memetik buah-buah zaitunnya musim ini. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Membagi Tepi Barat, Penjajah Israel Disebutkan Tidak Boleh Dibiarkan Lakukan Hal yang Sama terhadap Gaza

Israel disebutkan tidak boleh melakukan hal yang sama ke Jalur Gaza seperti yang mereka lakukan kepada Tepi Barat.

Dibombardir, Ini tentang Shuja’iyya yang Disebut Bukan Hanya Sekedar Lingkungan Tetapi Juga Warisan

Berikut ini tentang Shuja’iyya, sebuah lingkungan di Gaza, yang disebutkan bukan hanya sekedar lingkungan namun juga warisan.

Perang Belum Berakhir, Penjajah Israel Disebut Lakukan Pembantaian Terbesar Sejak Nakba

Agresi yang dilakukan Israel sejak awal Oktober disebut adalah pembantaian terbesar sejak Nakba yang terjadi puluhan tahun yang lalu.

Pemboman Tanpa Henti, Perang Palestina Munculkan Istilah Baru Wounded Child No Surviving Family

Perang yang hingga kini masih terjadi di Palestina telah memunculkan istilah baru, yakni Wounded Child No Surviving Family.

Berita Terkini

wave

Aroma Nepotisme dan Akal-akalan Anggaran di Proyek Rehab Ruang Wakil Bupati Menguat

Selain kejanggalan penganggaran pada rehab ruangan wakil bupati parigi moutong, indikasi nepotisme kini juga menguat.

Parah, Mendekati Batas Waktu Pekerjaan Deviasi Proyek Gedung Perpustakaan Parigi Moutong Malah Bertambah Jadi Minus 13 Persen

Bukannya terkejar, deviasi proyek pembangunan gedung perpustakaan malah menjadi minus 13 persen. Keseriusan kontraktor dipertanyakan.

Tiga Mantan Pejabat Bappenda Lombok Tengah Resmi Ditahan

Tiga mantan pejabat Bappenda Lombok tengah resmi ditahan pihak Kejaksaan terkait kasus dugaan korupsi insentif PPJ.

Mengembalikan Mandat Sosial BUMN dalam Bencana Sumatera

Mengembalikan mandat BUMN dalam perannya menangani bencana yang melanda Sumatera dan sekitarnya menjadi topik hangat.

Warga Akui Senang Tempati Rusun Jagakarsa

warga relokasi eks tempat pemakaman umum (TPU) Menteng Pulo 2 mengaku senang menempati Rusun Jagakarsa, Jakarta Selatan.


See All
; ;