Internasional, gemasulawesi – Dalam wawancaranya baru-baru ini, seorang penulis esai dan ahli statistik terkenal, Nassim Nicholas Taleb, mengatakan Israel merupakan negara rapuh yang sedang berjuang melawan waktu.
Nassim Nicholas Taleb yang juga merupakan seorang mantan pedagang ini membahas sifat rapuh Israel dengan seorang profesor hubungan internasional, Karim Bitar.
Nassim Nicholas Taleb diketahui memanfaatkan keahliannya dalam analisis resiko dan kemampuannya dalam memprediksi kejadian-kejadian global, dia kemudian menguraikan beberapa faktor yang saling berhubungan yang berkontribusi terhadap apa yang dia anggap sebagai kerentanan Israel di dunia kontemporer.
Menurut Taleb, titik awalnya adalah proyek Zionis untuk mendirikan apa yang mereka sebut negara etno-nasionalis di Palestina.
“Negara berbasis etnis mungkin dapat bertahan, terutama jika negara itu kecil dan tidak agresif, namun, negara yang dibangun berdasarkan nasionalisme pemukim telah pasti ketinggalan zaman dan pasti akan runtuh,” katanya.
Nassim Nicholas Taleb memaparkan jika visi nasionalis pemukim Israel, yang merupakan perpaduan antara kolonialisme dan nasionalisme, sebenarnya tidak selaras dengan dunia modern.
Baca Juga:
Banyak yang Kehilangan, Korban Tewas Akibat Perang Palestina Tembus Angka 22800 Jiwa
“Prinsip yang menjadi dasarnya adalah bahwa keberadaan Israel sangatlah rapuh dan segala sesuatu yang rapuh pada akhirnya akan hancur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Taleb menjelaskan faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap kerapuhan Israel adalah ketergantungan mereka yang besar pada propaganda, sehingga membentuk citra sebagai korban yang membutuhkan perlindungan.
“Meskipun memiliki keuntungan materi yang signifikan, Israel dianggap lebih rapuh dibandingkan negara-negara dengan kedudukan ekonomi dan militer yang lebih rendah,” ucapnya.
Baca Juga:
Angkat Bicara, Menlu AS Sebut Situasi di Gaza untuk Warga Palestina Masih Mengerikan
Taleb mengakui dia sesungguhnya memandang dominasi militer Israel, yang sering dianggap sebagai kekuatan, justru merupakan tanda kerapuhan.
“Israel tidak berperang melawan Palestina, mereka berperang melawan waktu,” tandasnya.
Nassim Nicholas Taleb menyimpulkan bahwa saat ini, Israel pada dasarnya adalah negara yang rapuh.
“Untuk kelangsungan hidupnya, Israel harus secara radikal mengubah modelnya dan menerima kesetaraan dengan orang-orang Palestina di semua tingkatan dan Israel telah membuang-buang waktu yang berharga dengan melakukan propaganda di AS, tanpa menyadari bahwa rakyat Palestina-lah yang harus mereka yakinkan,” ucapnya.
Nassim Nicholas Taleb menerangkan jika Israel berhasil meyakinkan mereka, maka Israel masih memiliki harapan. (*/Mey)