Internasional, gemasulawesi – Salah seorang anak laki-laki Palestina berusia 2 bulan dilaporkan meninggal karena kelaparan di Jalur Gaza sebelah utara.
Diketahui jika peristiwa tersebut terjadi setelah PBB memperingatkan akan adanya ‘ledakan’ kematian anak-anak akibat perang di Jalur Gaza yang dikepung penjajah Israel.
Anak Palestina tersebut, yang bernama Mahmoud Fattouh, meninggal di RS Al-Shifa di Jalur Gaza.
Menurut laporan, bayi kurus tersebut sebelumnya tampak terengah-engah di ranjang rumah sakit sebelum meninggal.
Salah satu paramedis di RS Al Shifa yang tidak disebutkan namanya, yang dikabarkan membawa Mahmoud Fattouh ke rumah sakit, mengatakan jika dia meinggal karena menderita kekurangan gizi akut.
“Sebelumnya, kami melihat seorang wanita menggendong bayinya sambil berteriak minta tolong,” katanya.
Baca Juga:
Sebabkan Kehancuran Jalur Gaza, Penjajah Israel Disebut Tidak Menghadapi Lawan yang Tangguh di ICJ
Dia menambahkan jika Mahmoud Fattouh yang datang dalam keadaan pucat sepertinya sedang menghembuskan nafasnya yang terakhir.
“Kami kemudian membawanya ke rumah sakit dan dokter mengatakan dia menderita kekurangan gizi akut,” ujarnya.
Paramedis tersebut melanjutkan jika staf medis kemudian membawanya ke ICU.
“Bayi itu tidak diberikan susu selama berhari-hari, karena susu bayi sama sekali tidak tersedia di Jalur Gaza,” terangnya.
Kematian Mahmod terjadi ketika pemerintah penjajah Israel yang melancarkan serangannya ke Jalur Gaza terus mengabaikan seruan dunia internasional untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.
Sebelumnya, PBB menyatakan jika sekitar 2,3 juta orang di Jalur Gaza kini berada di ambang kelaparan.
Disebutkan jika situasi yang lebih parah terjadi di Jalur Gaza sebelah utara, yang hampir sepenuhnya terputus dari bantuan sejak akhir bulan Oktober 2023.
Para dokter disana menggambarkan situasi ini sebagai bencana yang besar.
Kepala RS Kamal Adwan di Jalur Gaza utara mengatakan dia melihat ‘banyak’ kematian di kalangan anak-anak Palestina, terutama bayi baru lahir.
“Tanda-tanda kelemahan dan pucat terlihat pada bayi baru lahir karena ibunya kekurangan gizi dan sayangnya, banyak anak yang meninggal dalam beberapa minggu terakhir,” jelasnya.
Dia menegaskan jika rakyat Palestina tidak segera mendapatkan bantuan yang tepat, akan semakin banyak penderitaan karena kekurangan gizi. (*/Mey)