Internasional, gemasulawesi – Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jika setidaknya 15 orang anak meninggal dalam beberapa hari terakhir akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di RS Kamal Adwan yang berada di Kota Gaza.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan jika mereka mengkhawatirkan nyawa 6 anak Palestina lainnya yang menderita gizi buruk dan juga diare di unit perawatan intensif rumah sakit akibat terputusnya generator listrik dan oksigen.
Dia menambahkan jika kekhawatiran terhadap 6 orang anak Palestina tersebut juga dikarenakan lemahnya kemampuan medis yang mereka punya.
Sebelumnya, di akhir pekan, direktur RS Kamal Adwan mengumumkan kematian 7 orang anak dan menyebutkan jika mereka meninggal dikarenakan dehidrasi parah dan kekurangan gizi.
RS Kamal Adwan telah tidak berfungsi selama berbulan-bulan dikarenakan serangan penjajah Israel.
RS Kamal Adwan juga mengalami kekurangan bahan bakar dan obat-obatan.
Sementara itu, dikabarkan jika penjajah Israel menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Laporan menyatakan jika penjajah Israel telah menerapkan kriteria yang sewenang-wenang dan juga kontradiktif mengenai akses terhadap bantuan penting.
Barang-barang yang paling sering ditolak oleh penjajah Israel adalah mesin anestesi, tabung oksigen, ventilator dan sistem penyaringan air.
Produk lainnya, seperti kurma, tablet pemurni air, obat kanker, kantong tidur dan perlengkapan bersalin.
Menurut Presiden Save The Children Amerika Serikat, Janti Soeripto, dia belum pernah melihat adanya hambatan yang sebesar ini untuk pendistribusian bantuan kemanusiaan.
Di sisi lain, seorang analis politik dan kolumnis, Nour Odeh, mengatakan jika Hamas harus bekerja sama agar perjanjian gencatan senjata berhasil.
Odeh menuturkan jika Mesir dan Qatar yang telah bekerja sepanjang waktu selama sebulan terakhir untuk mencapai gencatan senjata, memerlukan kerja sama Hamas untuk mencapai kesepakatan tersebut.
“Mereka telah menyatakan jika tanpa kerja sama Hamas, akan sangat sulit menemukan jalan menuju akhir perang,” ungkapnya.
Dia menambahkan jika ‘bagian yang hilang’ dalam perjanjian gencatan senjata adalah Amerika Serikat.
“Pemerintahan Biden harus mengambil langkah-langkah yang ekstrem, seperti membatalkan bantuan kepada penjajah Israel,” paparnya. (*/Mey)