Internasional, gemasulawesi – Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh surat kabar penjajah Israel, sekitar 67% warga penjajah Israel meragukan kesepakatan terkait pertukaran tawanan akan tercapai sebelum bulan Ramadhan.
Jajak pendapat tersebut disebutkan mencerminkan meningkatnya rasa frustasi di penjajah Israel atas kegagalan pemerintah membebaskan sekitar 130 tawanan penjajah Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza setelah berbulan-bulan perang.
Gerakan protes juga semakin berkembang di penjajah Israel yang mendesak pemerintah penjajah Israel melakukan segala cara untuk membebaskan mereka.
Baca Juga:
Serangan yang Intens, Militer Penjajah Israel Dilaporkan Lakukan Penangkapan Massal di Khan Younis
Sementara itu, UNRWA mengeluarkan peringatan tentang penderitaan perempuan Palestina di Jalur Gaza pada Hari Perempuan Internasional yang jatuh kemarin.
“Setiap hari perang berlanjut dan rata-rata 63 orang perempuan terbunuh,” ujar mereka.
Laporan lainnya menyatakan jika Brigade Al-Quds, yang merupakan sayap bersenjata kelompok Jihad Islam, mengatakan jika Batalion Jenin mereka terlibat dalam bentrokan bersenjata dengan pasukan penjajah Israel di Desa Silat al-Harithiya yang berada di Tepi Barat.
“Bentrokan terjadi ketika pasukan penjajah Israel menyerbu desa tersebut dengan menggunakan peluru berat dan juga alat peledak,” kata mereka.
Desa Silat al-Harithiya diketahui terteletak sekitar 10 kilometer barat laut Jenin yang berada di Tepi Barat sebelah utara.
Sementara itu, tentara penjajah Israel menyampaikan mereka telah membunuh 15 orang pejuang Palestina di daerah Qarara di Khan Younis.
“Pasukan penjajah Israel juga membunuh beberapa yang lainnya di daerah Hamad,” ungkap mereka.
Lebih lanjut, militer penjajah Israel menambahkan jika serangan udara yang dilakukan dan tembakan dari para penembak jitu juga menewaskan sekitar 15 orang pejuang Palestina di seluruh wilayah Jalur Gaza tengah.
Sementara itu, dilaporkan jika serangan terbaru penjajah Israel di Jalur Gaza juga menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas dan juga melukai puluhan orang lainnya, termasuk dengan banyak wanita dan anak-anak yang tewas.
Baca Juga:
Atasi Krisis Kelaparan, Seorang Warga Palestina Mulai Menanam Berbagai Tumbuhan di Kebun Rumahnya
Perang yang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023 lalu telah menyebabkan jutaan orang Palestina menjadi pengungsi internal di tanah Palestina dan harus mengalami berbagai krisis kemanusiaan. (*/Mey)