Internasional, gemasulawesi – Kantor berita resmi Wafa melaporkan setidaknya 8 warga Palestina tewas dalam serangan udara penjajah Israel terhadap sebuah bangunan di kota utara Beit Lahiya.
Menurut para saksi, serangan tersebut menargetkan bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh anggota keluarga al-Kahlout dan warga sipil yang mengungsi.
“Petugas tanggap darurat berhasil mengeluarkan beberapa korban dan memindahkan mereka ke RS Kamal Adwan,” ujar Wafa.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Serang Staf Palestina setelah Menyerbu Sekolah di Lembah Yordan Utara
Tetapi laporan menunjukkan beberapa orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan tim penyelamat tidak dapat mengakses lokasi karena serangan udara yang sedang berlangsung dan skala kerusakan.
Di sisi lain, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan Turki menolak mengizinkan mitranya dari penjajah Israel, Isaac Herzog, menggunakan wilayah udara negaranya untuk melakukan perjalanan ke Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 di Azerbaijan.
“Kami tidak mengizinkan Presiden penjajah Israel menggunakan wilayah udara kami untuk menghadiri KTT COP,” katanya kepada wartawan di KTT G20 di Brazil.
Baca Juga:
Warga Gaza Menjual Pakaian yang Diambil dari Reruntuhan Karena Sangat Membutuhkan Uang
Dia menyatakan pihaknya mengusulkan rute alternatif dan juga opsi lain.
“Tetapi apakah dia dapat pergi atau tidak, sejujurnya saya tidak tahu,” ungkapnya.
Turki menarik duta besarnya di penjajah Israel untuk konsultasi setelah penjajah Israel melancarkan perang di Jalur Gaza setahun yang lalu.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Penjajah Israel Serukan Pendudukan Penuh di Jalur Gaza Utara
Tetapi Turki belum secara resmi memutuskan hubungannya dengan penjajah Israel dan kedutaannya tetap buka dan beroperasi.
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, mengatakan pada hari Selasa, tanggal 19 November 2024, bahwa kantor politik Hamas di Doha, Qatar, belum ditutup secara permanen.
Awal bulan ini, seorang pejabat AS yang mengatakan Washington telah meminta Qatar untuk mengusir Hamas dan bahwa Doha telah menyampaikan pesan ini kepada Hamas.
Al-Ansari menyatakan kantor Hamas didirikan untuk memfasilitasi upaya mediasi untuk mengakhiri perang Jalur Gaza.
“Tentu saja, jika tidak ada proses mediasi, kantor itu sendiri tidak mempunyai fungsi apapun selain menjadi bagian dari proses itu,” pungkasnya. (*/Mey)