Internasional, gemasulawesi – Tentara penjajah Israel membakar sebuh truk pengangkut barang kemarin, tanggal 9 Desember 2024, waktu setempat, ketika mengangkut barang di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza.
Truk tersebut sedang dalam perjalanan ke selatan daerah kantong Palestina yang telah menderita blokade genosida dan perang selama lebih dari 14 bulan.
“Tentara penjajah Israel menyusup ke lingkungan itu dan menghentikan truk pengangkut barang yang merupakan milik sektor swasta itu,” kata saksi mata kepada media.
Baca Juga:
Serangan Udara Penjajah Israel di Tepi Barat Dilaporkan Tewaskan 2 Warga Palestina
Saksi mata tersebut menambahkan tentara penjajah Israel memaksa pengemudi untuk keluar, dan membawanya ke lokasi yang tidak diketahui, kemudian membakar truk itu.
Truk-truk itu biasanya membawa pasokan makanan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Gaza.
Tidak ada informasi yang diberikan mengenai hal ini, tetapi penjajah Israel memperketat pengepungannya terhadap Jalur Gaza dan mencegah serta menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan.
Baca Juga:
Tewaskan 50 Orang, Penjajah Israel Serang Jalur Distribusi Tepung Jalur Gaza
Menurut para pengamat, membuat warga Palestina kelaparan telah dijadikan senjata sebagai bagian dari genosida negara pendudukan yang dilakukan dengan dukungan Amerika Serikat sejak bulan Oktober 2023.
Di sisi lain, WHO telah menyuarakan keprihatinannya atas lambatnya laju evakuasi medis untuk warga Palestina di Jalur Gaza, dengan peringatan bahwa dengan laju seperti ini, dibutuhkan waktu 5 hingga 10 tahun untuk menangani antrian pasien sakit kritis, termasuk dengan ribuan anak-anak.
Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, mengungkapkan lebih dari 12.000 pasien Palestina yang menunggu pemindahan segera untuk perawatan, hanya 78 yang dievakuasi baru-baru ini.
Baca Juga:
Jihad Islam Palestina Sebut Penjajah Israel Memanfaatkan Situasi Suriah untuk Perluas Pendudukan
Menurut UNICEF, di antara mereka yang menunggu terdapat 2.500 anak, dengan beberapa di antaranya secara tragis kehilangan nyawa ketika mengalami penundaan yang berkepanjangan.
Menurut juru bicara WHO, Margaret Harris, sejak penjajah Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza pada bulan Oktober tahun lalu, sekitar 5.230 pasien telah dievakuasi dari Jalur Gaza.
Tetapi laju evakuasi telah melambat drastis, terutama sejak bulan Mei, ketika penjajah Israel menyerbu dan mengambil alih kendali perbatasan Rafah ke Mesir, menutupnya, dan juga mengibarkan bendera penjajah Israel di atasnya.
Hanya 342 pasien yang telah dievakuasi sejak saat itu, rarta-rata kurang dari 2 orang per hari. (*/Mey)