Internasional, gemasulawesi – Konvoi pertama bantuan kemanusiaan untuk korban gempa senin telah menyeberang ke barat laut Suriah, ketika jumlah korban tewas di Turki dan Suriah naik menjadi lebih dari 21.000 saat banyak pihak pesimis terhadap keinginan mereka dalam menemukan korban selamat yang terjebak dalam reruntuhan gempa di tengah cuaca dingin di Turki.
Dilansir dari Guardian, sebanyak enam truk telah melalui penyeberangan perbatasan Bab al-Hawa dari Turki dengan mengangkut bantuan logistikberupa tenda serta produk kebersihan, saat Turki mengkonfirmasi bahwa mereka tengah berupaya melakukan pembukaan kembali dua penyeberangan yang berbatasan dengan Suriah demi tersalurkannya bantuan kemanusian untuk para korban.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat pernyataan jika tidak ada bantuan dengan cepat, akan banyak puluhan ribu orang yang mengungsi di tempat terbuka dapat berada di bawah ancaman dari kondisi yang keras, dan dengan jumlah kematian kemungkinan akan meningkat secara signifikan lebih tinggi.
Baca : Korban Tewas Akibat Gempa Turki Mencapai 21.000 Orang
Dr Wassel Ajerk, seorang ahli bedah umum di rumah sakit kota Idlib dan manajer Asosiasi Medis Ekspatriat Suriah, menjelaskan bahwa situasi di Suriah barat laut yang berada dalam kekuasaan pemberontak bisa dikatakan”menyedihkan”.
Dia mengatakan pihaknya menghadapi situasi yang sama dengan Turki tetapi tanpa dukungan pemerintah.
Robert Holden, manajer respons insiden WHO, mengatakan di Jenewa bahwa banyak orang selamat “di tempat terbuka dalam kondisi yang memburuk dan menyedihkan “, dengan minimnya pasokan air, bahan bakar, dan listrik sangat kurang.
Baca : Jumlah Kematian Akibat Gempa Turki Melewati 16.000 Orang
“Kami berada dalam bahaya nyata melihat bencana sekunder yang dapat menyebabkan kerugian bagi lebih banyak orang daripada bencana awal jika kami tidak bergerak dengan kecepatan dan waktu yang sama seperti yang kami lakukan di saat pencarian dan penyelamatan,” katanya.
“Orang-orang membutuhkan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup.”
Di Turki, seorang penyintas di kota Antakya menyerukan pemerintah untuk mengevakuasi orang-orang dari daerah yang hancur.
“Terutama dalam cuaca dingin ini, tidak mungkin untuk tinggal di sini,” kata Ahmet Tokgoz.
“Jika orang tidak mati karena terjebak di bawah puing-puing, mereka akan mati karena kedinginan.”
Hingga saat ini hanya terdapat satu penyeberangan di perbatasan, di provinsi Hatay selatan Turki, yang terbuka untuk membawa bantuan yang menyelamatkan jiwa ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah di bawah otorisasi dewan keamanan PBB.
Baca : Korban Tewas Gempa Turki Bertambah Menjadi 4.300 orang
Bantuan kemanusiaan untuk daerah-daerah yang dikuasai pemberontak biasanya tiba melalui Turki melalui mekanisme lintas batas yang dibuat pada 2014 oleh resolusi dewan keamanan.
Menteri luar negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu, mengatakan pada Rabu malam: “Ada kerusakan pada beberapa jalan di sisi perbatasan Suriah.
Ada beberapa kesulitan bagi bantuan kami dan internasional untuk melewatinya karena kehancuran itu.
Baca : Konvoi Militer Rusia Sepanjang 40 Mil Bergerak Menuju Ibukota Ukraina
Untuk alasan ini, kami sedang mengerjakan pembukaan dua pos lagi.”
“Karena ada situasi kemanusiaan, kami sedang bekerja untuk juga membuka pos-pos di mana rezim memegang kendali,” tambahnya, merujuk pada pemerintah Suriah di bawah Bashar al-Assad. (*/Siti)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News