Internasional, gemasulawesi – Drama saham antara SM Entertainment, Hybe Label, dan Lee Soo Man sedang memanas di Korea Selatan.
Drama saham antara SM Entertainment, Hybe Label, dan Lee Soo Man memanas dimulai ketika SM Entertainment menjual sahamnya dengan pihak Kakao tanpa melibatkan pendiri SM Entertainment sendiri yaitu Lee Soo Man.
Drama saham antara SM Entertainment, Hybe Label, dan Lee Soo Man dimulai pada awal tahun 2022 lalu.
Baca: Sempat Diperdebatkan, Akhirnya BTS Memutuskan Ikut Wajib Militer
Di mana menurut keterangan bahwa Lee Soo Man atau disingkat LSM dipredikasikan akan menjual saham miliknya 18% di antara salah satu perusahaan yaitu CJ, Hybe Label, dan Kakao.
Tapi, kemungkinan itu ditolak oleh LSM sendiri karena ia menolak menjual sahamnya sebesar 18% tersebut.
Dalam SM Entertainment sendiri LSM mempunyai wewenang untuk membuat keputusan perusahaan dengan ia sebagai pemegang saham terbesar di SM.
Kemudian pada tahun 2023, Lee Sungsoo atau Chris Lee dan Tak Youngjun yang merupakan CEO dari SM Entertainment mengenalkan tentang manajemen baru SM.
Manajemen baru SM itu disebut sebagai fase 3.0 pada tanggal 3 Februari 2023 lalu.
Baca: Pelaku UMKM Parigi Moutong Wajib Memperhatikan Izin Teknis
Sementara itu Lee Soo Man selaku pendiri SM Entertainment sendiri sudah habis masa kontraknya dengan SM dan akan mundur dari jabatannya sebagai general producer.
Namun, Lee Soo Man sendiri masih tetap menjadi pemegang saham terbesar di SM dan masih mempunyai wewenang untuk memutuskan.
Setelah CEO SM sendiri mengenalkan manajemen 3.0 pada 3 Februari lalu, pihak SM menjual sahamnya sebesar 9% kepada kakao.
Kakao ini merupakan perusahan raksasa yang bergerak di bidang teknologi yang mana banyak digunakan oleh orang Korea Selatan.
Baca: Tembak Tersangka, Oknum Polisi Polsek Parigi Moutong Diamankan
Pihak SM memilih Kakao dikarenakan mereka akan memasuki manajemen baru 3.0 dan Kakao ini mempunyai kekuatan untuk menunjang manajemen 3.0 tersebut dalam teknologi.
Karena kakao bisa mempengaruhi media-media besar yang berada di Korea, sehingga dengan adanya Kakao maka akan mampu memuat pemasaran sistem 3.0 semakin kuat.
Munculnya masalah sehingga terjadinya drama saham antara SM Entertainment, Hybe Label, dan Lee Soo Man dikarenakan sistem manajemen 3.0 dan penjualan terkait saham kepada kakao tidak diketahui oleh LSM.
Karena di dalam posisi tersebut LSM lah yang mempunyai saham paling besar sekaligus ia merupakan pendiri agensi besar nomor 1 di Korea Selatan, SM Entertainment.
Dalam hal ini pihak SM Entertainment melanggar aturan karena tidak melibatkan LSM, sehingga terjadilah LSM ini menuntut pihak SM yaitu CEO dan jajaran petinggi dari SM sendiri.
Keterangan tuntutan yang diberikan oleh LSM itu berdasarkan atas pelanggaran dengan bantuan firma hukum bernama Hwawoo.
Belum selesai drama penuntutan tersebut, LSM setelah berpikir matang akhirnya menjualkan sahamnya tadi yang sebesar 14,8% kepada pihak Hybe Label yang merupakan agensi dari BTS, Enhypen, Le Sserafim, New Jeans, Seventeen, TXT, dan beberapa idol group lainnya.
Baca: Tembak Tersangka, Oknum Polisi Polsek Parigi Moutong Diamankan
Saat ini saham yang dimiliki oleh Lee Soo Man hanya sebesar 3-4% yang membuat ia menjadi pemegang saham terbesar urutan 3 setelah Hybe, Kakao, dan LSM.
Padahal sebelumnya berita media melaporkan bahwa Lee Soo Man tahun lalu menolak untuk menjualkan sahamnya sendiri kepada perusahaan lain dan Hybe yang telah menawarkan kepadanya.
Alasan kenapa LSM menjual saham miliknya itu kepada Hybe Label dikarenakan ia sangat mengerti bahwa yang dihadapinya saat ini adalah Kakao.
Baca: Polisi Tangkap Pengedar Uang Palsu di Sulawesi Utara, Tiga Masih Dikejar
Kakao ini perusahan teknologi yang paling besar atau disebut sebagai perusahaan konglomerat setelah Samsung dan Hyundai di Korea Selatan.
Poin yang menjadi dasar LSM memilih Hybe untuk membeli saham yang dimilikinya karena HYBE berada di dunia hiburan dan akan lebih mudah untuk mengajak kerjasama dengan Hybe daripada Kakao yang berasal dari dunia teknologi.
Selain itu jika Kakao masuk ke dalam dunia hiburan akan terlihat lebih menyeramkan jika tidak menutup kemungkinan besok-besoknya Kakao akan membeli agensi hiburan BIG3 lainnya.
Atau lama-lama Kakao akan menguasai dunia K-POP.
Sehingga drama saham antara SM Entertainment, Hybe Label, dan LSM semakin memanas ditambah dengan para fans stan dari masing-masing agensi SM dan Hybe.
Tanggapan SM terhadap keputusan LSM yang telah menjual sahamnya kepada Hybe tentu saja menentang kerjasama antara keduanya karena SM beralasan bahwa Hybe tidak akan bisa mendukung sistem 3.0.
Selain itu yang dilakukan oleh LSM sendiri mengkhianati seluruh karyawan yang ada di SM, artis di bawah naungannya karena kolaborasi SM dan Hybe akan mempengaruhi citra dan image yang sudah dibentuk SM dari dulu.
Yang menjadi permasalahan bagi fans dan menjadi tanda tanya tentang drama saham yang terjadi di antara ketiganya tersebut apakah musik SM akan berubah setelah HYBE beli saham LSM.
Tentang hal tersebut belum pasti karena dengan saham yang dimiliki oleh Hybe sebesar 14,8% tersebut Hybe tidak akan bisa mempengaruhi manajemen dari SM 100%, selain itu Hybe juga tidak mempunyai keinginan untuk merubah seperti itu kemungkinan.
Sistem SM saat ini dan sistem 3.0 yang akan tetap berjalan sebagaimana mestinya dan seharusnya tidak akan mengganggu jadwal artis di bawah naungan SM yang sudah dibuat jadwalnya seperti TVXQ, EXO, NCT, Aespa, SNSD, Super Junior, dan artis lainnya.
Baca: Pengembangan Kakao dan Kopi Jadi Komoditas Unggulan di Sigi
Jadi, apa yang dikhawatirkan dan ditakutkan oleh fans di luar sana terhadap idol mereka tidak perlu merasa takut bahwa semua itu tidak akan berubah seperti Weverse, Lsyn (Bubble), Klub Kwangya, genre lagu dan konsep jika Hybe mempunyai saham di SM dengan jumlah seperti itu.
Namun jika ada kolaborasi antara artis di bawah naungan SM Entertainment dan Hybe Label itu bisa saja terjadi.
Alasan LSM keluar dari SM selain karena usianya sudah 70 tahun alasan lainnya yang menjadi utama karena Align Partners atau badan pengawas yang mengurus saham yang bekerja atas keinginan dari SM Entertainment menemukan kejanggalan.
Kejanggalan yang ditemukan Align Partners itu atas LP atau Like Planning atau LP yang merupakan perusahaan ilegal yang tidak terdaftar milik Lee Soo Man.
Faktanya LP ini digunakan oleh Lee Soo Man untuk mengambilkan keuntungan sebagai royalti.
Sehingga LP ini sangat merugikan baik itu dari pihak perusahaan, artis, namun kepada orang yang menanam modal di SM.
Like Planning ini sekarang sudah dihentikan oleh SM pada akhir tahun 2022 lalu.
Sampai saat ini drama saham antara SM Entertainment, Hybe Label, dan Lee Soo Man masih berlanjut. (*/Wulandari)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News