Penjajah Israel Dilaporkan Melarang Adzan Subuh di Masjid Ibrahimi selama 8 Hari Berturut-turut

Ket. Foto: Penjajah Israel Melarang Adzan Subuh di Masjid Ibrahimi selama 8 Hari Berturut-Turut Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina menyampaikan pada otoritas pendudukan penjajah Israel di Hebron telah melarang adzan subuh di Masjid Ibrahimi selama 8 hari berturut-turut.

Hal tersebut disampaikan oleh Pusat Informasi Palestina.

Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina mengecam tentara penjajah Israel karena terus melarang adzan di masjid dan menggambarkan adzan di masjid, serta menggambarkan tindakan itu sebagai perkembangan berbahaya yang bertujuan untuk menekan pelaksanaan ibadah Islam di masjid sebagai langkah awal untuk melarangnya sepenuhnya di masa mendatang.

Baca Juga:
Asosiasi Pemukim Penjajah Israel Serukan untuk Memindahkan Warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania

Sebelumnya, ratusan pemukim menodai Masjid Ibrahimi sebelumnya.

Mereka mengadakan konser meriah yang dimeriahkan dengan tarian dan juga nyanyian.

Kementerian menekankan perlunya tindakan internasional untuk mengakhiri pelanggaran penjajah Israel di masjid itu dan memungkinkan Palestina memulihkan keberadaan dan otoritas mereka atas tempat suci umat Islam itu.

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Mencegah Misi Diplomat Memasuki Area Masjid Ibrahimi di Hebron

Di sisi lain, jumlah warga penjajah Israel yang mencari dukungan psikologis telah meningkat secara signifikan menyusul eskalasi keamanan di wilayah utara negara tersebut dengan milisi Hizbullah Lebanon.

Hal tersebut dilaporkan oleh media penjajah Israel.

Diketahui jika beberapa hari terakhir telah terjadi beberapa baku tembak lintas batas yang paling sengit antara tentara pendudukan penjajah Israel dan Hizbullah.

Baca Juga:
Rezim Pendudukan Penjajah Israel Mulai Membangun Lift untuk Memudahkan Akses ke Tembok Barat Tempat Suci Al Aqsa

Menurut media tersebut, lembaga dan organisasi yang menyediakan dukungan psikologis telah meluncurkan saluran bantuan baru untuk mengatasi peningkatan yang signifikan jumlah penelepon.

Sebuah pusat bantuan psikologis untuk imigran Yahudi baru menawarkan konsultasi dalam5 bahasa.

“Menyusul peristiwa keamanan terkini, permintaan bantuan psikologis meningkat hingga 225 persen,” kata Pusat Natal, yang menyediakan bantuan psikoligis untuk korban trauma.

Baca Juga:
UNRWA Memperingatkan tentang Dampak Musim Gugur terhadap Pengungsi Jalur Gaza

Mereka menerangkan mayoritas penelepon melapokan mereka merasa cemas dan juga tegang.

Media penjajah Israel mengutip pernyataan direktur saluran bantuan Natal Gili Gamsh bahwa sejak awal perang, saluran bantuan pusat itu telah menerima puluhan ribu panggilan.

“Sebagian besar penelepon menggambarkan perasaan ketidakpastian dan ketakutan yang nyata akan masa depan, keamanan, dan keselamatan mereka,” pungkas mereka. (*/Mey)

Bagikan: