Internasional, gemasulawesi – Rezim pendudukan penjajah Israel telah mulai membangun lift untuk memudahkan akses untuk pengunjung Yahudi ke Tembok Barat Tempat Suci Al Aqsa di Yerusalem.
Warga Palestina menyebutnya Tembok Buraq dan telah menyuarakan kekhawatiran akses yang lebih mudah akan memudahkan lebih banyak pemukim untuk melakukan penyerbuan yang sekarang sering dilakukan ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
Rezim pendudukan penjajah Israel mengklaim lift itu akan membantu orang-orang Yahudi yang cacat dan lanjut usia untuk pergi ke alun-alun di depan Tembok Barat.
Baca Juga:
UNRWA Memperingatkan tentang Dampak Musim Gugur terhadap Pengungsi Jalur Gaza
Kantor Berita Resmi Otoritas Palestina, Wafa, melaporkan otoritas pendudukan telah bekerja selama berbulan-bulan untuk mengubah status quo di area sekitar Masjid Al Aqsa dengan dalih melakukan pemeliharaan atau pekerjaan rutin lainnya.
Kamera pengintai dan juga perangkat sejenis lainnya telah dipasang di titik-titik tinggi yang menghadap ke Tempat Suci Mulia, misalnya, dan bangunan-bangunan di jalan menuju Tembok Buraq telah dihancurkan untuk menampung lebih banyak lagi pengunjung dan pemukim Yahudi.
Yahudisasi Yerusalem yang diduduki telah berlangsung selama bertahun-tahun dan melibatkan para pemukim Yahudi yang bersikeras mereka memiliki hak untuk beribadah di Masjid Al Aqsa.
Rencana telah diajukan untuk membagi masjid secara spasial dan temporal agar hal ini dapat terjadi meskipun ada keberatan dari otoritas masjid di bawah kendali Kementerian Wakaf Agama di Hebron.
Pembagian seperti itu telah diberlakukan di Masjid Ibrahim di Hebron, dimana jamaah Muslim Palestina kini mempunyai akses yang terbatas ke masjid tersebut.
Sebuah lift juga telah dipasang disana untuk memudahkan penyerbuan pemukim.
“Semua tindakan rezim pendudukan sepenuhnya ditolak dan dikutuk,” kata Adnan Al-Husseini, yang merupakan anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina dan kepala Departemen Urusan Yerusalem.
Dia menambahkan semua yang dilakukan termasuk dalam konteks Yahudisasi kota, penghancuran tampilan budaya dan sejarahnya, perubahan ciri-ciri Arab kota, dan memfasilitasi akses para pemukim ke Masjdi Al Aqsa, seperti yang terjadi di Masjid Ibrahimi di Hebron untuk memfasilitasi serangan para pemukim. (*/Mey)