Kupas Tuntas, gemasulawesi – Si Pitung, jawara Betawi yang gagah berani melawan Belanda, Makassar juga punya Pitung yang bernama I Tolok Daeng Magassing.
Daeng Magassing dikenal sebagai sosok pejuang legendaris dari Kampung Parapa yang gigih melawan penjajah Belanda beserta pendukungnya di kalangan penduduk pribumi.
Ia terus memimpin gerakan perlawanan untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Baca Juga : Makanan Khas Makassar Ayam Palekko, Berikut Resep Dan Cara Membuatnya
Si Pitung ini berasal dari daerah Limbung, dan bermarkas di wilayah Polongbangkeng yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Takalar.
Mengutip buku I Tolok Daeng Magassing, Si Pitung Dari Tanah Makassar yang diterbitkan oleh Lembaga Kajian Sejarah Budaya Sulawesi Selatan kerjasama dengan Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Magassing ternyata memegang posisi sebagai pasukan kerajaan Gowa, jauh sebelum Belanda menguasai Gowa.
Baca Juga : Tiga Warga Gowa Tewas Saat Bersihkan Sumur Tua
Masa pemerintahan Gubernur W.J. Coenen yang memimpin antara Agustus 1910 hingga Agustus 1913, Magassing dan pasukannya melakukan serangkaian aksi perampokan secara teratur menggunakan senjata tajam.
Tindakan tersebut dianggap melanggar perintah Belanda dan menimbulkan pembangkangan, sehingga Belanda melancarkan beberapa serangan militer untuk menumpas aksi tersebut.
Baca Juga : Kapal Jeneponto Angkut 11 Orang Tenggelam di Perairan Selayar
Bersama rekan seperguruan, Magassing menggalang kekuatan sekitar 40 orang dan melakukan serangkaian aksi perampokan yang membuat Belanda kesulitan mengatasinya.
Karena tindakannya yang dianggap mengancam keamanan Belanda, Magassing dicap sebagai Pagorra Patampuloa oleh Belanda.
Baca Juga : Keluarga Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Anak di Makassar Kini Dikucilkan
Pasukan kemudian melancarkan gerilya di hutan dan mengincar orang-orang Belanda atau orang kaya yang pro-Belanda, dengan tujuan memperoleh harta rampasan yang kemudian dibagi ke orang miskin.
Selain itu, dirinya dan pasukannya juga melakukan sabotase, penghadangan, serta merampas senjata dan amunisi dari pasukan Belanda.
Baca Juga : Aries dan Leo: Penuh Keberanian dan Kepercayaan Diri
Di wilayah pegunungan Lompobattang, Magassing melancarkan aksinya dengan berulang kali melakukan tindakan yang mengacaukan ketertiban di garis perbatasan antara Bagian Pemerintah Makassar dan Bontahain (sekarang Bantaeng).
Magassing sukses mengganggu pemerintahan kolonial Belanda dengan aksi-aksinya.
Baca Juga : Terkenal Memiliki Sifat Pemberani Dalam Hidupnya
Selain itu, dia dan pasukannya melakukan tindakan sabotase, penghalangan, serta menjarah senjata dan amunisi dari pasukan Belanda.
Salah satu tindakannya adalah meledakkan sebuah kereta api di wilayah Kalokko Boka dengan dinamit.
Dampak dari ledakan tersebut sangat besar, kereta api itu hancur dan banyak tentara Belanda tewas dalam kejadian itu.
Walaupun Magassing terampil dalam mengelabui pengejaran, pada akhirnya dia berhasil ditangkap karena pengkhianatan dari seorang rekannya yang sebelumnya menjadi sahabat seperjuangannya.
Dikarenakan pengkhianatan itu, pihak Belanda mendapatkan informasi mengenai keberadaan Magassing yang sedang bersembunyi.
Hal ini menyebabkan Magassing berhasil ditemukan, ditangkap, dan kemudian dieksekusi mati.
Setelah itu, jenazahnya dimakamkan di desa tempat kelahirannya.