Kupas tuntas, gemasulawesi – Dalam film Son of Saul, para pemain membawa cerita yang penuh emosi dan mendalam ke layar lebar.
Di tengah latar belakang yang mencekam kamp konsentrasi Auschwitz selama Perang Dunia I para aktor berhasil menghidupkan karakter-karakter yang mengaduk-aduk perasaan penonton.
Salah satu poin kuat dari film ini adalah penampilan brilian dari para pemainnya.
Geza Rohrig yang memerankan tokoh utama Saul Auslander adalah sosok yang menghantarkan kita melalui perjalanan mengerikan di dalam kamp.
Dalam perannya yang mengharuskan lebih banyak ekspresi mata daripada kata-kata, Geza Rohrig berhasil menyampaikan beban emosional yang luar biasa.
Melalui matanya, kita bisa melihat lapisan-lapisan perasaan seperti keputusasaan, kehilangan dan perjuangan batin yang tak terungkapkan.
Levente Molnar yang memerankan Abraham Warszawski adalah sosok yang memberikan nuansa hubungan kemanusiaan yang kuat dalam film ini.
Perannya sebagai teman dekat Saul, seorang anggota Sonderkommando seperti Saul, menggambarkan ikatan yang terjalin dalam kondisi yang sangat ekstrem.
Molnar membawakan karakternya dengan penuh kehangatan dan kesetiaan, menggambarkan solidaritas di antara mereka yang terjebak dalam keadaan yang mengerikan.
Urs Rechn tampil sebagai Oberkapo Biederman, sosok yang memberikan sentuhan kompleksitas dalam dinamika kamp.
Rechn berhasil memerankan karakter yang penuh kontradiksi, dari kejam hingga menyisipkan rasa kemanusiaan dalam tindakannya.
Kemampuan aktingnya menghadirkan karakter yang tidak mudah dipahami, memberikan dimensi yang lebih dalam pada cerita.
Todd Charmont yang memerankan Bearded Prisoner memberikan penampilan yang kuat walaupun dalam peran pendukung.
Meskipun dengan sedikit penampilan, Charmont mampu memberikan kesan yang mendalam dengan ekspresi dan sikap tubuhnya yang mencerminkan keprihatinan dan penderitaan.
Sandor Zsoter tampil sebagai Dr. Miklos Nyiszli seorang dokter tahanan.
Perannya sebagai seorang dokter yang terjebak dalam keadaan yang mengerikan menghadirkan nuansa moral dan etika yang rumit.
Zsoter berhasil membawa karakternya dengan keseimbangan yang tepat antara rasa takut dan kemanusiaan.
Son of Saul tidak hanya sebuah film, tetapi juga persembahan para pemainnya yang mampu menghidupkan karakter-karakter yang terpahat dalam ingatan penonton.
Dari Geza Rohrig yang menghadirkan kehampaan dan perjuangan Saul dengan begitu kuat, hingga peran-peran pendukung seperti Levente Molnar, Urs Rechn, Todd Charmont dan Sandor Zsoter yang memberikan warna dan lapisan pada kisah yang memilukan ini.
Dalam paduan akting yang brilian ini, Son of Saul menjadi sebuah pengalaman sinematik yang tidak hanya meninggalkan kesan mendalam, tetapi juga mengajak kita merenung tentang nilai-nilai kemanusiaan dalam situasi yang paling mengerikan. (*/CAM)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News