Kupas Tuntas, gemasulawesi – Masyarakat Betawi memiliki tradisi khas dalam menyambut Lebaran, yaitu dengan menyajikan semur kerbau di meja makan.
Semur kerbau ini dipelihara turun-temurun oleh masyarakat Betawi dan menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri.
Baca Juga : Resep Semur Daging Betawi Gurih dan Nikmat
Masyarakat Betawi percaya bahwa semur kerbau memiliki rasa yang khas dan istimewa karena bumbu dan proses memasak yang telah diwarisi dari nenek moyang mereka.
Menurut Gugun Gunadi, warga Kampung Kramat, Setu, Cipayung, Jakarta Timur, semur kerbau menjadi menu yang sangat dinanti oleh masyarakat Kampung Kramat saat Lebaran tiba.
Baca Juga : Resep Semur Jengkol Khas Dari Sunda
Selain karena rasanya yang lezat, semur kerbau juga memiliki nilai historis dan budaya yang sangat tinggi bagi masyarakat Betawi.
Di Kampung Kramat, masyarakat memelihara kerbau secara gotong royong dengan sistem arisan.
Baca Juga :
Setelah dua bulan berjalan dengan setoran bulanan sebesar Rp 100 ribu dari setiap anggota, koordinator arisan memutuskan untuk membeli dua ekor kerbau yang berasal dari Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Namun, yang membuat unik adalah setiap anggota juga membayar tukang angon untuk merawat kerbau selama 10 bulan ke depan sebelum disembelih pada dua hari menjelang Lebaran.
Baca Juga : Menggoda Selera di Waktu Berbuka, Nikmati Kelezatan Makanan Khas Betawi yang Tidak Bisa Dilewatkan
Pada saat pemotongan, bukan hanya tukang sembelih yang bertanggung jawab, tetapi semua warga ikut ambil bagian.
Setiap peserta berkesempatan untuk membawa pulang 5 kilogram daging murni hasil pemotongan, yang siap untuk diolah menjadi hidangan lezat.
Tak hanya itu, sebagai bonus, setiap peserta juga akan mendapatkan 2 kilogram campuran tulang, jeroan, gajih, dan usus yang dapat diolah menjadi semur kerbau.
Baca Juga : Jelang Idul Adha, Bulog Sulawesi Tengah Suplai 14 Ton Daging Beku
Sekarang mereka lebih mengandalkan pasar tradisional untuk mencari daging kerbau.
Contohnya adalah warga Duri Kosambi, Jakarta Barat, seperti Ahmad, yang harus mengunjungi lima pasar tradisional untuk mencari daging kerbau.
Menurut Ahmad, citarasa semur daging kerbau lebih enak daripada daging sapi karena memiliki rasa gurih dan kenyal yang khas.
Meskipun harganya lebih mahal, Ahmad tetap memilih membeli daging kerbau karena tradisi ini hanya dilakukan sekali dalam setahun.
Untuk memasak daging kerbau yang memiliki serat lebih kasar daripada daging sapi, diperlukan resep dan cara khusus.
Ahmad juga mengamati bahwa warna daging kerbau lebih merah pekat daripada daging sapi.
Daging kerbau ternyata memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah daripada daging sapi, sehingga dapat dikonsumsi dengan aman selama tidak berlebihan.
Namun, tetap perlu memperhatikan jumlah konsumsi daging kerbau agar tetap sehat dan tidak mengalami masalah kesehatan di kemudian hari. (*/YN)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News