Kupas Tuntas, Gemasulawesi – Pabrikan sepeda motor listrik, Charged Asia, tengah melaju maju dengan keyakinan.
Mereka mengklaim sebagai merek asal Singapura yang pertama kali menghadirkan kendaraan mereka di jalan-jalan Indonesia, unggul dalam perlombaan melawan setidaknya tiga perusahaan lokal.
Startup ini punya rencana matang serta ambisius untuk siap menjual 10 juta sepeda motor listrik (e-motos) di Asia Tenggara dalam dekade mendatang, termasuk rencana peluncuran di Singapura menjelang akhir tahun 2023.
Sejak berdiri pada bulan Maret tahun 2022, Charged Asia ini telah berhasil menciptakan sekitar 1.500 unit kendaraannya di jalanan Jakarta, Indonesia, ungkap salah satu pendirinya, Joel Chang.
Charged Asia, Startup Singapura, Menaikkan Minat Konsumen terhadap Sepeda Listriknya di Indonesia Melalui Opsi Penyewaan.
Pabrikan sepeda motor listrik, Charged Asia, tengah melaju maju dengan keyakinan.
Mereka mengklaim sebagai merek asal Singapura yang pertama kali menghadirkan kendaraan mereka di jalan-jalan Indonesia, unggul dalam perlombaan melawan setidaknya tiga perusahaan lokal.
Startup ini memiliki rencana ambisius untuk menjual 10 juta sepeda motor listrik (e-motos) di Asia Tenggara dalam dekade mendatang, termasuk rencana peluncuran di Singapura menjelang akhir tahun 2023.
Sejak didirikan pada Maret 2022, Charged Asia telah berhasil menghadirkan sekitar 1.500 unit kendaraannya di jalanan Jakarta, ungkap salah satu pendirinya, Joel Chang.
Baca: Motorola Moto E22i, Jadi Salah Satu Pilihan Menarik Jika Sedang Mencari Smartphone untuk Sehari-hari
Mengingat Jakarta baru-baru ini menduduki peringkat sebagai kota paling tercemar di dunia pada bulan Agustus, dengan track record konsisten yang masuk dalam 10 besar sejak bulan Mei, menurut data perusahaan teknologi kualitas udara asal Swiss, IQAir.
Charged Asia adalah langkah ketiga Mr. Chang dalam dunia ini, setelah menghabiskan lebih dari satu dekade bekerja untuk produsen mobil Jerman, termasuk pengalamannya di China.
Beliau sebelumnya pernah bekerja di dua startup asal Singapura yang juga memproduksi e-motos di Indonesia, diantaranya ia pernah di Scorpio Electric dari tahun 2017 hingga 2019, dan kemudian beralih ke Ion Mobility dari 2019 hingga 2021.
Baca: Motorola Moto E22, Smartphone dengan Fitur Keamanan Ganda Serta Bodi yang Punya Sertifikasi Menarik!
Lama berada di Indonesia tampaknya membawa hasil, karena Mr. Chang dan timnya berhasil menciptakan solusi “inovatif”, yaitu model berlangganan untuk mengatasi persepsi bahwa e-motos mahal, dan pada saat yang sama, meningkatkan minat konsumen terhadap produk perusahaan.
Dalam paruh pertama tahun 2023, sekitar 7,5 juta sepeda motor terjual di Asia Tenggara.
Perusahaan yang sama melaporkan bahwa pasar global untuk e-motos bisa berkembang dari US$15,7 miliar (S$21,3 miliar) pada tahun 2020 menjadi US$30,5 miliar pada tahun 2030.
Mr. Chang mengatakan bahwa target penjualan 10 juta e-bike dalam dekade mendatang akan diwujudkan melalui perluasan rentang produk Charged Asia serta pemanfaatan energi matahari untuk menggerakkan sepeda motor.
Pabrik bertenaga surya seluas 16.000 meter persegi di Cikupa, adalah salah satu bagian dari upaya global untuk mendukung pelestarian lingkungan. (*/Haris Wahyu Pratama)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News