Kupas Tuntas, gemasulawesi - Pulau Madura adalah sebuah bagian yang tak terpisahkan dari Jawa Timur, menyimpan sebuah perjalanan wisata yang tak terlupakan di Makam Aer Mata Ibu di Bangkalan.
Kompleks makam ini menjadi saksi bisu dari kebesaran dan keagungan masa lampau, menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para bangsawan Madura dari Wangsa Cakraningrat yang pernah memerintah di Bangkalan.
Terletak di Desa Buduran, Kecamatan Aerosbaya, Bangkalan, Jawa Timur, Makam Aer Mata Ibu menarik perhatian dengan kompleks makam yang megah dan sejarah yang kaya.
Di antara makam-makam yang ada, terdapat makam tokoh-tokoh penting seperti Cakraningrat II hingga Cakraningrat VI, serta Kanjeng Ratu Ibu Syarifah Ambami, keturunan Sunan Giri ke-5 dan istri Cakraningrat I.
Makam para adipati Cakraningrat ini terhormat dengan cungkup yang besar sebagai tanda penghormatan yang istimewa.
Meskipun usianya telah melintasi berabad-abad, Makam Aer Mata Ibu tetap megah dan anggun.
Pemugaran yang dilakukan pada tahun 1979-1980 dan 1985-1986 memastikan kelestarian dan keindahan kompleks makam ini.
Terletak di atas perbukitan kapur yang indah dengan ketinggian sekitar 30 meter di atas permukaan laut, lokasinya memberikan pesona alam yang memikat.
Melintasi nisan-nisan yang teguh berdiri meskipun usang, pengunjung akan merasakan aura kehormatan dan keabadian di Makam Aer Mata Ibu.
Makam para adipati Cakraningrat, keluarga mereka, dan para abdi dalemnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah kebesaran Madura yang diabadikan dalam batu dan sejarah.
Eksplorasi Makam Aer Mata Ibu bukan hanya tentang menelusuri sejarah, tetapi juga merasakan kehadiran spiritual yang menggetarkan.
Masing-masing nisan dan cungkup mengisahkan kisah-kisah legendaris yang membawa kita kembali ke masa lampau yang gemilang.
Pengunjung disambut dengan keanggunan arsitektur dan keteguhan batu yang menjadi saksi bisu dari kejayaan Madura yang telah berlalu. (*/CAM)