Nasional, gemasulawesi – Gus Miftah yang dikenal sebagai ulama kontroversial asal Yogyakarta, telah mengumumkan dukungannya secara terbuka untuk pasangan capres dan juga cawapres Prabowo Subianto dan juga Gibran Rakabuming Raka.
Dukungan ini menarik perhatian banyak pihak karena Gus Miftah adalah seorang ulama dengan latar belakang yang sangat berbeda.
Gus Miftah mengungkapkan dukungannya ini dalam sebuah acara deklarasi yang diselenggarakan di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta pada 25 Oktober 2023.
Baca juga: Berkuda Bersama Capres Prabowo Subianto: Kisah Inspiratif Gibran Rakabuming Raka di Bukit Hambalang
Dia tidak datang sendirian, karena Habib Luthfi bin Yahya juga ikut hadir dalam acara tersebut.
Lebih mengejutkan lagi, Gus Miftah turut mendampingi Prabowo dan Gibran saat mereka mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Untuk lebih memahami profil Gus Miftah, seorang ulama yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, berikut penjelasan singkat tentang dirinya.
Baca juga: Berkuda Bersama Capres Prabowo Subianto: Kisah Inspiratif Gibran Rakabuming Raka di Bukit Hambalang
Gus Miftah lahir pada 5 Agustus 1981 di Jabung, Lampung Timur, Lampung.
Ia adalah keturunan ke-9 dari Kyai Muhammad Ageng Besari, seorang pendiri Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo, Jawa Timur.
Ayahnya adalah M. Murodhi bin M. Boniran bin Kyai Usman.
Baca juga: Mengungkap 7 Hobi Menarik Capres Prabowo Subianto yang Jarang Diketahui Publik
Gus Miftah menikah dengan Ning Astuti dan memiliki dua anak, Atqiya Maulana Habiburrohman dan Mufti Nabil Ulayya Mekah.
Meskipun Gus Miftah sempat mengejar pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan berhenti di tahun keempat, dia kemudian melanjutkan studinya di Program Studi Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Pendakwah Gus Miftah dimulai pada usia 21 tahun, sekitar tahun 2002, di daerah Jogja, terutama di lokalisasi Sarkem.
Baca juga: Embraer Legacy 600, Jet Pribadi Milik Capres Prabowo Subianto yang Penuh Kemewahan
Prihatin dengan kondisi di sekitar lokalisasi tersebut, dia memutuskan untuk berdakwah di sana.
Meski banyak menghadapi tantangan, Gus Miftah bersyukur karena para pekerja malam mulai menerima dakwahnya.
Hal ini memotivasi Gus Miftah untuk melanjutkan dan bahkan memperluas dakwahnya ke kelab malam dan salon plus-plus di sekitar daerah tersebut.
Salah satu pencapaian terbesar Gus Miftah adalah mendirikan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta, pada tahun 2011.
Filosofi di balik nama pesantren ini adalah “Ora Aji,” yang secara harfiah berarti “tidak berarti.”
Dengan ini, Gus Miftah ingin menyampaikan pesan bahwa tak ada yang benar-benar berarti di mata Allah selain ketakwaan.
Baca juga: Berkuda Bersama Capres Prabowo Subianto: Kisah Inspiratif Gibran Rakabuming Raka di Bukit Hambalang
Pondok pesantren ini menerima para santri dari berbagai latar belakang, termasuk anak jalanan, anak punk dan mantan preman, yang dipandang oleh Gus Miftah memiliki potensi untuk berubah menjadi individu yang lebih baik.
Dukungan terbuka Gus Miftah kepada Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024 telah menjadi sorotan utama, mengingat profil unik dan perjalanan hidup ulama yang kontroversial ini.
Gus Miftah memberikan suara dan dukungan yang sangat penting untuk pasangan calon tersebut dan hal ini akan terus menjadi perbincangan dalam dunia politik Indonesia. (*/Riski Endah Setyawati)