Nasional, gemasulawesi - Menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di bawah Badan Geologi Kementerian ESDM, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami letusan yang cukup besar.
Letusan tersebut menghasilkan kolom abu vulkanik yang menjulang tinggi, diperkirakan mencapai sekitar 10.000 meter di atas puncak gunung, atau kurang lebih 11.584 meter dari permukaan laut.
Asap abu yang keluar tampak pekat berwarna kelabu, menyebar ke berbagai penjuru arah, mulai dari utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, hingga barat laut.
Disebutkan juga bahwa di Desa Boru sempat terjadi hujan batu kerikil yang menutupi ruas jalan. Selain itu, terdengar suara gemuruh disertai kilatan cahaya dan dentuman petir—ciri umum dari letusan eksplosif dengan intensitas tinggi.
Baca Juga:
Kemensos Gelar Retret Nasional bagi 53 Kepala Sekolah Rakyat
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa pihaknya segera mengirimkan Tim Tanggap Darurat ke wilayah yang terkena dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Tim tersebut diberangkatkan menuju kawasan sekitar gunung yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kehadiran mereka di lokasi bertujuan untuk mendukung serta mendampingi masyarakat dalam penanganan situasi darurat akibat erupsi yang terjadi.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa Tim Tanggap Darurat Badan Geologi akan segera menuju wilayah terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Tim kami akan turun langsung ke lokasi untuk memberikan pendampingan serta bantuan yang diperlukan oleh masyarakat terdampak," ujarnya.
Wafid menyampaikan bahwa salah satu bentuk bantuan yang akan dilakukan oleh tim tanggap darurat adalah memberikan pendampingan teknis secara langsung kepada pemerintah daerah di lokasi bencana.
Selain itu, tim juga akan memastikan agar proses validasi dan pembaruan data pemantauan aktivitas gunung api dapat berjalan secara real-time dan akurat.
Tim akan menyusun serta menyampaikan rekomendasi kebencanaan yang bersumber dari hasil analisis data visual, seismik, dan deformasi.
Tak hanya itu, dukungan juga akan diberikan kepada para pengamat di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Desa Pululera, khususnya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan pemantauan langsung di lapangan.
Sebagai langkah pencegahan terhadap risiko yang mungkin timbul, Wafid mengimbau warga dan wisatawan agar menjauhi area dalam radius 7 kilometer dari pusat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Ia juga menekankan pentingnya menghindari wilayah sektoral sejauh 8 kilometer yang membentang dari arah Barat Daya hingga Timur Laut gunung tersebut.
Wafid mengingatkan bahwa kawasan tersebut masih berpotensi mengalami aktivitas vulkanik yang membahayakan, sehingga diperlukan kewaspadaan tinggi.
Tidak hanya itu, ia mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai berhulu dari puncak gunung agar siaga terhadap kemungkinan banjir lahar, terutama saat hujan deras melanda.
Pemerintah daerah bersama lembaga terkait diharapkan terus menjalin koordinasi yang erat dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Kemudian, mereka juga diminta untuk secara aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai situasi terkini gunung api dan area-area yang berpotensi berbahaya.
Status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki telah dinaikkan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
Peningkatan status ini dilakukan setelah hasil pemantauan menunjukkan lonjakan signifikan dalam aktivitas kegempaan yang terekam secara berkelanjutan. (*/Zahra)