Nasional, gemasulawesi - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti memberikan respons atas pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang menyinggung salah satu faktor utama penghambat pengentasan kemiskinan di Tanah Air.
Respons tersebut disampaikan tak lama setelah Presiden Prabowo menyampaikan pidato dalam forum internasional di Rusia.
Dalam kesempatan menjadi pembicara utama pada ajang St. Petersburg International Economic Forum 2025, yang juga dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prabowo mengungkapkan keprihatinannya terhadap struktur ekonomi Indonesia saat ini.
Ia menyoroti bahwa kolusi antara pemodal besar, pejabat, dan elite politik menjadi penghalang besar dalam mewujudkan pemerataan kesejahteraan.
Menurutnya, praktik kolusi semacam ini menjadikan kekayaan nasional dikuasai oleh sekelompok kecil elit, sementara mayoritas masyarakat tetap berada dalam kemiskinan dan kesulitan naik ke kelas menengah.
Pernyataan Presiden Prabowo itu pun mendapatkan tanggapan dari Susi Pudjiastuti, yang selama menjabat sebagai menteri dikenal sebagai sosok yang vokal terhadap ketimpangan dan penyelewengan dalam pengelolaan sumber daya.
Dalam unggahannya di akun X resminya @susipudjiastuti pada Sabtu, 21 Juni 2025, Susi memberikan dukungan penuh atas apa yang disampaikan Presiden. Ia menilai bahwa persoalan tersebut memang harus segera ditangani dengan tindakan nyata yang tegas dan adil.
“Betul sekali Bapak Presiden (Prabowo Subianto), saatnya segera dibenahi,” tulis Susi Pusjiastuti dalam unggahannya di platform X yang juga menyertakan pernyataan Presiden Prabowo saat menyampaikan pidatonya di Rusia.
Komentar Susi tersebut menunjukkan bahwa masalah kolusi dan dominasi ekonomi oleh segelintir kelompok bukan hal baru, dan telah lama menjadi persoalan struktural yang sulit diselesaikan.
Dukungan dari tokoh publik seperti Susi Pudjiastuti mempertegas bahwa permasalahan ini memang memerlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah, termasuk reformasi kebijakan dan penegakan hukum secara konsisten.
Seruan akan ketegasan dan keadilan seperti yang disebutkan oleh Susi, mencerminkan harapan besar dari masyarakat terhadap pemerintahan baru agar tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi mampu melakukan perombakan menyeluruh terhadap sistem yang memungkinkan praktik kolusi terus berlangsung. (*/Risco)