Politik, gemasulawesi – Ari Dwipayana, yang merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden, mengatakan Presiden Jokowi terus aktif membuka jalur komunikasi dan menjaga silaturahmi, khususnya dengan Megawati Soekarnoputri dan tokoh-tokoh bangsa lainnya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ari Dwipayana hari ini, 7 Agustus 2024, menyikapi pernyataan Ketua Umum PDI P, Megawati Soekarnoputri, dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta pada hari Senin, tanggal 5 Agustus 2024.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PDI P, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan hubungannya dengan Presiden Jokowi baik-baik saja.
“Keterbukaan ini memperlihatkan komitmen dari Presiden Jokowi untuk membangun hubungan yang harmonis dan juga produktif dalam kancah politik maupun sosial di Indonesia,” katanya.
Berkaitan dengan wacana masa jabatan presiden selama 3 periode yang juga diungkit oleh Presiden ke-5 RI dalam agenda tersebut, dia menyatakan sikap Kepala Negara sejak awal telah patuh pada hukum konstitusi.
Wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode sempat mengemuka sebelum pelaksanaan Pilpres tahun 2024.
Ketika itu, banyak pihak yang mendorong masa pemerintah Presiden Jokowi diperpanjang hingga 3 periode.
Dikutip dari Antara, Ari Dwipayana mengatakan kewenangan untuk perubahan konstitusi sepenuhnya menjadi domain MPR, bukan ditentukan oleh Presiden Jokowi.
Ari juga menuturkan permintaan maaf Kepala Negara pada acara Zikir dan Doa Kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Kamis, tanggal 1 Agustus 2024, menyatakan perwujudan dari nilai luhur agama dan adab ketimuran.
Dia menyebutkan permintaan maaf yang disampaikan oleh Kepala Negara adalah perwujudan dari nilai-nilai luhur agama dan adab ketimuran.
“Konteks penyampaian permintaan maafnya juga dilakukan Jokowi pada agenda forum Zikir dan Doa Kebangsaan yang dihadiri berbagai tokoh lintas agama dan masyarakat yang diadakan untuk menyambut Bulan Kemerdekaan RI,” ucapnya.
Dia melanjutkan meskipun dari berbagai survei menunjukkan tingkat kepercayaan dan juga tingkat kepuasan pada kinerja Kepala Negara masih tetap tinggi, tetapi Jokowi tetap menyadari sebagai manusia biasa, dia tidaklah sempurna. (Antara)