Pemimpin Tertinggi Iran Menganggap Keracunan Massal di Iran sebagai Kejahatan Tak Termaafkan

waktu baca 2 menit
Keterangan Foto: Keracunan massal siswi di Iran,(Foto:/Twitter/patrickwintour)

Internasional, gemasulawesi -Pemimpin tertinggi menganggap bahwa insiden keracunan dalam beberapa bulan terakhir sebagai tak termaafkan yang pernah terjadi di .

Ratusan telah dirawat di rumah sakit, dan diperikaran akan terus meningkat.

“Pihak berwenang harus serius dalam menangani  masalah keracunan siswa ini adalah bentuk besar dan tak termaafkan yan dilakukan oleh para pelaku dan  ini harus dihukum berat,” kata Ayatollah Ali Khamenei.

Baca :  Pasangan Muda di Iran Dipenjara 10 Tahun Karena Menari

Dia menambahkan tidak akan ada amnesti bagi mereka yang dinyatakan bersalah.

Itu adalah reaksi publik pertamanya sejak dugaan keracunan dimulai tiga bulan lalu.

“Kami belum dapat menyampaikan laporan detail tentang jumlah korban dan belum mengungkapkan siapa yang bertanggungjawab atas insiden ini,” kata otoritas Pemerintah .

Baca: Pejabat Iran Akan Menyelidiki Keracunan Massal Terhadap Siswi di Iran

Pada hari Senin pihak berwenang telah menangkap seorang yang berbasis di Qom, Ali Pourtabatabaei yang diduga terlibat dalam insiden di .

Tidak ada bukti yang muncul yang secara definitif menghubungkan insiden tersebut dengan serangan keracunan, dan beberapa ahli di luar mengatakan faktor psikologis dapat berperan dalam setidaknya beberapa kasus.  

“ Pemerintah telah gagal untuk melakukan penyelidikan dalam mengungkap kejadian fatal ini,” kata aktivis dan kelompok hak-hak sipil yang melakukan unjuk rasa nasional.

Baca : 70 Desa dan Ratusan Rumah Mengalami Kerusakan Akibat Gempa di Iran

Beberapa pihak berwenang telah menghimbau  agar orang tua menunjukkan ketenangan, dan tidak panik berlebihan atas insiden yang terjadi.

Ratusan anak perempuan di sekolah-sekolah di setidaknya 25 dari 31 provinsi telah mengalami keracunan sejak laporan pertama dugaan serangan di kota suci Qom pada November.

“Kami menduga insiden ini sebagai bentuk sabotase dari kelompok Taliban yang tidak menyukai adanya pendidikan bagi perempuan di ,” kata aktivis dan kelompok hak-hak sipil.

Baca : Kelola Pabrik Sabu di Tangerang, WN Iran Terancam Hukuman Mati

Beberapa politisi telah menyarankan mereka bisa menjadi sasaran kelompok agama ekstremis yang menentang pendidikan anak perempuan sejalan dengan pemikiran Taliban di Afghanistan. (*/Siti)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.