Berita Sulawesi Selatan, gemasulawesi – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel), targetkan bangun 600 desa wisata melalui Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) pada tahun 2023.
Sekretaris Disbudpar Sulsel Devo Gaddafi mengatakan pengelolaan desa wisata yang baik dan profesional akan meningkatkan kesadaran dan pesona pariwisata, yang bertujuan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata.
“Jika ini nantinya akan terwujud, diyakini juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena perekonomian juga akan meningkat berkat terciptanya iklim yang kondusif di sektor pariwisata,” ucap Devo, Jumat 4 November 2022.
Devo menambahkan pengembangan dengan bangun 600 desa wisata lebih lanjut, akan meningkatkan perekonomian desa, membuka lapangan kerja baru, disertai dengan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat.
Baca: Kepala BKKBN RI Apresiasi Langkah Penurunan Stunting di Palu
“Masyarakat harus lebih berpikiran terbuka. Kemajuan pariwisata khususnya di desa-desa liburan,” imbuhnya.
Ternyata perkembangan resort di Sulawesi Selatan semakin meningkat setiap tahunnya.
Hal ini terlihat dari banyaknya desa wisata yang meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, seperti Desa Wisata Barania di Sinjai, Desa Wisata Matano di Luwu Timur, Wisata Kambo di Palopo dan Campaga, Desa Wisata di Bantaeng.
Baca: Nathalie Holscher Curhat Alasan Pernah Pisah Sama Mantan
“Kami bersyukur kerja keras semua pihak, dari tingkat provinsi hingga tingkat desa, terlihat dan diapresiasi. Ini harus menjadi motivasi untuk lebih baik lagi tahun depan. Target kami 600 stasiun tahun depan,” kata Devo.
Ia menambahkan 465 resort di Sulawesi Selatan ikut serta dalam ADWI 2022.
Selain menempatkan Sulsel sebagai provinsi dengan peserta terbanyak, juga menjadikan Sulsel sebagai yang terbaik dengan kualifikasi 50 besar pada ajang ADWI 2022.
Baca: Makin Mesra, Lesti Kejora dan Rizky Billar Berlibur ke Pattaya
“Konsep pengembangan kota wisata adalah menjadikan kota sebagai destinasi wisata. Perpaduan daya tarik wisata alam dan budaya, fasilitas wisata umum dan aksesibilitas yang wajar dengan tata cara dan tradisi kehidupan masyarakat di kota,” terangnya. (*/Ikh)
Editor: Muhammad Ikhsan
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News