Berita Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Pendidikan karakter merupakan pola belajar dalam membangun kekuatan mental siswa dan siswi sejak dini untuk menghadapi perkembangan globalisasi, melalui program kurikulum merdeka belajar.
Hal itu diungkapkan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulawesi Tengah, Syam Zaini di Palu, Kamis 6 Oktober 2022, saat menanggapi program kurikulum merdeka belajar dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam menuju profil Pancasila.
“Pendidikan karakter merupakan kewajiban dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas,” ucap Syam Zaini.
Menurut dia, satuan pendidikan di setiap jenjang pendidikan perlu lebih inovatif dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, karena sekolah tidak hanya sebatas mengajarkan ilmu pengatahuan, tetapi juga membantu membina peseerta didik menjadi individu yang teladan.
Singkatnya, menurut dia, program pemerintah di bidang pendidikan mengajarkan hal-hal positif sebagai pola pembiasan agar peserta didik dapat membedakan antara hal-hal yang kontradiktif dan hal-hal yang sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.
“Sebagai organisasi pengajar profesional, kami mendukung upaya peningkatan pendidikan di negeri ini. Kurikulum merdeka belajar menjadi solusi penerapan metode pembelajaran di sekolah, meski saat ini belum semua sekolah menerapkannya karena masih menjadi pilihan,” kata Syam.
Ia mengatakan saat ini ada sekitar tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Sulawesi Tengah yang telah menguji kurikulum itu sebagai pelaksana sekolah penggerak.
Ia menambahkan, tujuan Kemendikbud mengharapkan implementasi kurikulum merdeka belajar efektif pada tahun 2023, sehingga sekolah percontohan sebagai penggerak di daerah
Ia menjelaskan, tidak hanya Kemendikbudristek yang mendukung, tetapi juga dapat dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, organisasi dan lembaga pemerhati pendidikan, para pemangku kepentingan dan masyarakat secara umum.
Baca: Bawaslu Kota Palu Usulkan ASN di Sekretariat Panwaslu
Menurutnya, pendidikan karakter merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara pendidik dan peserta didik. Untuk kegiatan belajar, guru harus memberikan contoh yang baik dalam bersikap terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas dan ketika berinteraksi dengan murid di luar jam pelajaran.
“Mengajarkan dan menanamkan budi pekerti pada siswa membutuhkan proses agar mereka memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual sebagai bekal mereka tumbuh dewasa menghadapi tantangan dunia luar,” pungkas Syam. (*Dn/Ikh)
Baca: Pemkot Palu Terapkan Teknologi Sanitary Landfill Kelola Sampah di TPA
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News