Internasional, gemasulawesi – Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun juga diselamatkan semalaman bersama ibunya di distrik Samandağ di Hatay setelah terjebak selama lebih dari 90 jam, sementara di Diyarbakır di timur, Sebahat Varlı yang berusia 32 tahun dan putranya, Serhat, ditarik keluar hidup-hidup 100 jam setelah gempa pertama.
Konvoi kedua truk bantuan telah menyeberang ke Suriah barat laut yang dilanda Turki, ketika tim penyelamat terus menarik para penyintas termasuk bayi yang baru lahir dari puing-puing 100 jam setelah gempa bumi yang telah menewaskan lebih dari 23.000 orang.
Dilansir dari AFP ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal serta mengalami kekurangan logistik berupa makanan dalam kondisi musim dingin yang seringkali di bawah nol setelah gempa berkekuatan 7,8 dan 7,6 melanda dalam beberapa jam satu sama lain pada hari senin.
Baca : Perkembangan Terkini Gempa Turki Korban Tewas Berjumlah 7.800 Korban
Puluhan negara telah menjanjikan bantuan dan mengirim tim darurat.
Di Samandağ di provinsi Hatay selatan Turki, seorang anak laki-laki berusia 10 hari bernama Yagiz diambil dari reruntuhan bangunan dalam semalam.
Hampir 6% korban gempa yang belum diselamatkan dalam lima hari selamat, kata para ahli, dibandingkan dengan 74% setelah 24 jam.
Baca : Penyelamatan Dramatis Seorang Anak dari Reruntuhan Gempa Turki
Kondisi pembekuan cenderung secara signifikan mengurangi harapan kelangsungan hidup.
Di kota Jindires, Suriah, seorang reporter berbicara dengan Naser al-Wakaa, terisak-isak ketika dia duduk di atas puing-puing rumah keluarganya dan mengubur wajahnya dengan pakaian bayi milik salah satu anaknya.
Rabie Jundiya, seorang pekerja penyelamat di Jindires, mengatakan: “Tim pertahanan sipil tidak akan mundur sampai mayat terakhir ditemukan dari bawah puing-puing.”
Baca : Bayi yang Terjebak Banjir di Manado Berhasil Dievakuasi
Di Gaziantep, Turki, di mana suhunya -3C (26,6F) pada Jumat pagi, ribuan keluarga menghabiskan malam di mobil atau tenda darurat, tidak dapat kembali ke rumah yang rusak atau hancur.
“Saya takut pada siapa pun yang terjebak di bawah puing-puing dalam hal ini,” kata Melek Halıcı kepada Agence France-Presse, menggendong putrinya yang berusia dua tahun dalam selimut.(*/Siti)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News