Internasional, gemasulawesi – Diketahui sejak tanggal 14 November 2023, UNHCR melaporkan jika Aceh telah kedatangan 1.075 pengungsi Rohingya untuk angka pastinya yang tiba dalam 6 gelombang ke provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Pencarian kata tentang Rohingya di Google juga meningkat sejak beberapa insiden penolakan warga Aceh atas kedatangan pengungsi Rohingya yang datang dari Myanmar.
Rohingya sendiri adalah sekelompok etnis minoritas muslim atau mereka yang beragama Islam yang disebutkan telah tinggal dan hidup selama berabad-abad lamanya di Myanmar yang mayoritas masyarakatnya beragama Budha.
Mengenai apakah etnis Rohingya merupakan bagian dari Myanmar, kalangan sejarawan memiliki silang pendapat terkait apakah Rohingya memang telah menetap dan berada di Myanmar sebelum Myanmar mendapatkan kemerdekaan dari Inggris di tahun 1948.
Sebagian sejarawan mengatakan jika Rohingya telah tinggal di Myanmar selama berabad-abad, hal yang juga diyakini oleh komunitas Rohingya sendiri dan menjadi bagian dari etnis di Myanmar.
Namun, ada juga pendapat lain yang menyatakan Rohingya baru muncul sebagai sebuah komunitas dalam 1 abad terakhir ini.
Ini juga dijadikan dasar alasan untuk junta militer yang kini memerintah Myanmar untuk menyatakan Rohingya adalah pendatang baru dari subkontiten India.
Di tahun 1982 yang lalu, yang disebut-sebut sebagai momentum yang paling penting bagi Rohingya, pemerintah Myanmar menerbitkan UU Kewarganegaraan.
UU ini membuat etnis Rohingya tidak masuk ke dalam ras nasional Myanmar dan mengakibatkan Rohingya menjadi populasi tanpa kewarganegaraan atau stateless paling besar yang ada di dunia.
UNHCR menyebutkan sebagai populasi tanpa kewarganegaraan, Rohingya tidak memiliki hak-hak dasar juga perlindungan.
Selain itu, Rohingya juga sangat rentan terhadap kekerasan seksual, kekerasan berbasis gender dan pelecehan juga eksploitasi.
Rohingya sendiri secara de facto hidup di Rakhine yang merupakan bagian termiskin di Myanmar.
Dan dari sisi historisnya, etnis Rohingya tidak disukai oleh sebagian besar penduduk Rakhine yang mayoritas beragama Budha.
Rohingya dipandang sebagai pemeluk Islam dari negara lain dan kebencian dari mayoritas penduduk Rakhine terhadap etnis Rohingya ini menjadi meluas di Myanmar.
Menurut perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Ann Mayman, terdapat 2 alasan yang mendorong gelombang pengungsi Rohingya ke Indonesia.
Yang pertama adalah konflik di Myanmar yang semakin memburuk dan yang kedua adalah kamp-kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh juga mengalami situasi yang sama.
Ann Mayman menerangkan jika mereka takut dan itulah sebabnya terjadi peningkatan gelombang pengungsi ke Indonesia. (*/Mey)