Kupas tuntas, gemasulawesi – Judgment at Nuremberg adalah sebuah karya sinematik yang mengesankan yang mengangkat isu-isu moral dan hukum yang rumit.
Disutradarai oleh Stanley Kramer pada tahun 1961, film ini menghadirkan pemain-pemain luar biasa seperti Spencer Tracy, Burt Lancaster, Richard Widmark, Maximilian Schell, dan banyak lagi.
Cerita film ini berlangsung di Nuremberg, Jerman, pada tahun 1947, setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Ini adalah pengadilan militer yang bertujuan mengadili kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh sejumlah hakim dan jaksa Jerman selama masa pemerintahan Nazi.
Hakim Dan Haywood diperankan oleh Spencer Tracy dipilih sebagai hakim ketua persidangan.
Salah satu aspek menarik dari film ini adalah pertentangan moral yang terungkap dalam persidangan.
Ernst Janning diperankan oleh Burt Lancaster seorang hakim terkenal dalam sistem hukum Jerman, menjadi salah satu terdakwa.
Sementara dia dihadapkan dengan tuduhan kejahatan kemanusiaan yang mengerikan, karakternya menunjukkan kompleksitas moral yang mengejutkan.
Ernst Janning mengakui bahwa dia bersalah, tetapi alasan di balik perbuatannya adalah keterpaksaan, ketakutan, dan pengorbanan yang dihadapinya.
Pengacara pembela Ernst Janning, Hans Rolfe diperankan oleh Maximilian Schell menghadirkan argumen yang kuat bahwa Amerika Serikat juga harus bertanggung jawab atas tindakan kejam Nazi karena telah melakukan tindakan serupa, seperti penggunaan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Argumen ini menyoroti kompleksitas geopolitik pasca-perang.
Film ini tidak hanya menggambarkan perjuangan moral dalam ruang sidang, tetapi juga menyentuh tema-tema yang lebih luas, seperti kesaksian saksi mata tentang kekejaman Nazi dan bagaimana orang Jerman berusaha untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan negara mereka.
Judgment at Nuremberg berhasil menghadirkan pemirsa pada dilema moral yang kuat.
Film ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum internasional, bahkan dalam situasi penuh tekanan politik.
Pada akhirnya, film ini memberikan pesan yang mendalam tentang pentingnya menjaga keadilan dan akuntabilitas, bahkan ketika itu sulit dan kontroversial.
Ini adalah karya sinematik yang relevan hingga saat ini, mengingatkan kita akan konsekuensi tragis dari pelanggaran hak asasi manusia. (*/CAM)