Suspect Corona, Puluhan Orang Masuk Pemantauan di Majene

waktu baca 2 menit
Infografik perkembangan ODP di Sulbar 2020 (Dinkes Prov Sulbar)

Sulawesi barat, gemasulawesi.comPuluhan orang di Kabupaten Majene masuk Orang Dalam Pemantauan atau ODP Covid19 atau corona.

“Totalnya sebanyak 98 pasien di Provinsi Sulawesi Barat masuk ODP terkait virus corona Kabupaten Majene salah satunya,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, di ruang kerjanya, Kamis 19 Maret 2020.

Rinciannya, 98 pasien itu masing-masing berada di enam kabupaten di Sulawesi Barat. Di Kabupaten Mamasa 21 orang, Polewali Mandar 24 orang, Majene 14 orang, Mamuju satu orang, Mamuju Tengah 35 orang dan Pasangkayu tiga orang.

Ia melanjutkan, 98 pasien itu masuk kategori ODP setelah menjalani pemeriksaan medis. Saat ini 98 ODP terus dipantau guna mengantisipasi dugaan corona.

Namun, hingga saat ini belum ada penanganan yang lebih detail. Alasannya, adanya keterbatasan alat swap untuk dikirim ke laboratorium.

“Kita di daerah cuma mengawasi dan memantau saja. Bagaimana kita mau deteksi dan kirim hasil swap ke laboratorium bila alat saja tidak diberikan pemerintah pusat,” tegasnya.

Menurutnya prosedur penanganan ODP sesuai dengan keinginan pusat Kemenkes RI tidak sesuai dengan fakta di daerah karena tidak diberikannya Fluid Thioglycollate Medium (FTM) atau alat swap.

“Mau beli pun tidak ada dijual, ini problemnya,” keluhnya.

Ia mengatakan, itulah yang dihadapi daerah sekarang termasuk Provinsi Sulawesi Barat.

“Kesulitan kita disitu tidak adanya swap untuk dikirim ke laboratorium. Kalau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tidak terlalu menggunakan alatnya. Tapi sementara bila pasien ODP mau diambil swapnya, caranya bagaimana. Apalagi bila pasien berada ditempat yang jauh, alatnya saja tidak ada,” jelasnya.

Itulah letak permasalahannya lanjut dia, tidak adanya swap yang disediakan pusat untuk daerah seperti Mamuju Tengah dan Pasangkayu serta lainnya.

Sementara alat swap hanya berada di RS Regional dan RS Tampa Padang. Sementara media pengirimannya tidak ada. Mau dibeli tidak ada, pasokannya pun juga tidak ada.

“Inilah kendala. Jadi sekarang yang dilakukan adalah tetap memantau dan mengawasi tanpa pengambilan swap,” sesalnya.

Ia mengatakan, langkah yang dilakukan sekarang adalah mempersiapan dan menggeser anggaran yang ada untuk membeli alat swap dan sebagainya termasuk melatih orang.

Ia berharap, secepatnya ada pasokan alat dari Kemenkes RI dalam penanganan ODP.

“Sampai saat ini, beberapa orang sudah kita latih dalam penanganan ODP. Setelah itu, kita bisa distribusi untuk kerja di lapangan. Kita sudah persiapkan jauh hari sebelumnya pelatihan itu,” tutupnya.

Baca juga: Gejala Corona, Bayi di Tolitoli Sulawesi Tengah Masuk Dalam Pengawasan

Sumber: Masalembo, berikut link asalnya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.