Tepatkah Kota Palu Tunda Pemberlakuan PSBB

<p>Ilustrasi PSBB</p>
Ilustrasi PSBB

Kupas Tuntas, gemasulawesi- Sudah tepatkah Kota Palu tunda pemberlakuan PSBB. Sementara, hingga saat ini data Pusdatina virus corona Sulawesi Tengah (Sulteng) menunjukkan, sudah 16 orang terkonfirmasi positif di Ibu Kota Provinsi itu.

Kota Palu adalah salah satu wilayah penyebaran corona Sulawesi Tengah dari total delapan kabupaten dan kota. Bahkan, menjadi peringkat terbanyak kedua terkonfirmasi positif setelah Kabupaten Buol.

Untuk diketahui, hingga saat ini Kabupaten Buol sudah 29 orang warganya terkonfirmasi virus corona. Menyusul Kota Palu sebanyak 16 orang, Kabupaten Morowali Utara dengan angka 12 kasus.

Kemudian, Kabupaten Poso sebanyak enam orang, Tolitoli totalnya sudah lima orang, Kabupaten Sigi dan Morowali sama banyaknya tiga kasus terkonfirmasi corona. Dan terakhir Kabupaten Bangkep juga telah jebol satu orang warganya positif covid-19.

Sementara lima wilayah lainnya seperti Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Donggala, Touna, Banggai dan Banggai Laut masih nihil terkonfirmasi virus corona.

Dengan melihat data itu, apakah mesti menunggu ratusan warga di Kota Palu Sulteng  terkonfirmasi terpapar virus corona. Ataukah menunggu angka kematian tinggi akibat pandemi itu. Baru kemudian kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau dikenal dengan sebutan PSBB Kota Palu menjadi opsi Pemerintah kota (Pemkot).

Apalagi, menurut Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Sulteng, dr. Jumriani Yunus mengatakan, Kementerian Kesehatan menilai penyebaran virus corona di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu sudah bersifat penularan transmisi lokal. Hal itu berdasarkan temuan positif corona pada orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah.

Kondisi ini tentu semakin memprihatinkan, warga Sulawesi Tengah sudah harus lebih mewaspadai beberapa wilayah penyebaran virus corona yang semakin massif.

Penerapan Social distancing maupun physical distancing sangat penting untuk diperhatikan. Mengingat, penyebaran virus corona yang semakin massif tidak menutup kemungkinan Sulawesi Tengah sedang menuju pada puncak pandemi.

Pasien positif corona pertama terdeteksi pada tanggal 26 Maret 2020, kemudian hanya dalam waktu sekitar dua bulan hingga 9 Mei 2020 tembus 75 warga Provinsi Sulteng dinyatakan positif.

Pertimbangan Walikota beberapa waktu lalu, menyebutkan Kota Palu Sulteng belum layak memberlakukan PSBB, tidak sejalan dengan semangat Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Nasional.

Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, PSBB adalah senjata ampuh mengendalikan wabah virus corona. Pemerintah menargetkan grafik kasus virus corona di Indonesia mulai menurun pada bulan ini.

Cara memutus mata rantai penularan yang benar adalah membatasi aktivitas sosial, tetap tinggal di rumah dan tidak mudik. Kebijakan PSBB menurut Gugus Tugas Penanganan Virus Corona merupakan jawaban guna menurunkan kurva pasien positif.

Berbeda dengan pendapat Wali Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Drs Hidayat MS.i. Ia menilai pemberlakuan PSBB belum layak mengingat kenaikan data positif virus corona tidak signifikan.

Menurutnya, jika ingin memberlakukan PSBB tentu banyak persiapan harus dilakukan mulai dari kesiapan dokumen maupun kajian-kajian lainnya di lapangan.

Lanjut dia, belum diberlakukannya PSBB bukan karena belum siap, tetapi lebih kepada pertimbangan perekonomian warga Kota Palu Sulteng pada umumnya.

“Belum diberlakukan PSBB saja sudah susah kehidupan masyarakat. Apalagi kalua diberlakukan PSBB,” terangnya.

Ia mengklaim, kebijakan-kebijakan Pemerintah kota Palu dalam mencegah dan menangani virus corona lebih ketat dan masif di banding daerah-daerah lainnya.

Mulai dari Pos Pemeriksaan di enam pintu masuk kota Palu Provinsi Sulteng baik bandara, pelabuhan, maupun jalan darat seperti perbatasan Parigi moutong. Selain itu mendirikan Pondok Perawatan bagi Orang Tanpa Gejala (OTG) maupun Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Asal Tolitoli dan Banggai Kepulauan, Tambahan Enam Orang Positif Corona Sulteng
Ilustrasi virus corona

Kemudian melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi yang ditetapkan sebagai zona rawan virus corona, posko induk maupun posko di setiap kecamatan dan kelurahan juga telah berjalan, Tim Surveillance juga terus bertindak.

Menurutnya, sudah berlapis-lapis pengamanan dilakukan. Memang, ada pihak-pihak yang mendorong terus untuk dilakukan PSBB. Berbagai kajian mesti terus dilakukan sebelum keputusan akhir.

Sebagaimana diketahui hal-hal yang perlu disiapkan untuk pemberlakuan PSBB yakni data peningkatan jumlah kasus menurut waktu (Kurva Epidemiologi), data penyebaran kasus menurut waktu (peta penyebaran Covid-19).

Kemudian data kejadian transmisi lokal (data hasil penyelidikan epidemiologi yang menjelaskan telah terjadi penularan generasi kedua dan ketiga), serta informasi kesiapan daerah tentang beberapa aspek.

Aspek yang dimaksud seperti aspek ketersediaan kebutuhan hidup dasar, sarana dan prasarana kesehatan, anggaran dan operasionalisasi jaringan pengaman sosial, dan aspek keamanan.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. Reny Lamadjido, upaya untuk memutus rantai penyebaran virus itu membutuhkan kerjasama warga. Mereka didorong untuk melapor bila memiliki sejarah kontak langsung dengan penderita virus corona.

Warga tidak perlu takut atau malu ketika kita dinyatakan suatu hasil pemeriksaan laboratorium kita dinyatakan positif terhadap virus corona. Sebaliknya, kepada warga ketika ada seseorang terdeteksi infeksi virus corona, mohon untuk tidak mengucilkan.

Sama halnya dengan Anggota legislatif DPRD Kota Palu, setelah diketahui terkonfirmasi positif virus corona langsung diminta untuk melakukan karantina di salah satu rumah sakit rujukan pemerintah.

Walaupun sempat menolak, akhirnya pasien itu dirawat hingga dinyatakan sembuh. Dan sudah bisa kembali ke kekeluarga.

Kerjasama yang baik untuk memutus mata rantai virus corona itu penting. Pasalnya, hingga saat ini vaksin terhadap virus corona itu sendiri belum ditemukan.

Terkait vaksin, WHO bersama negara-negara lainnya saat ini sedang berinisiatif lebih cepat melakukan penelitian dan pengembangan vaksin virus corona yang telah merenggut nyawa jutaan orang di dunia.

Namun, mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan ke depan hingga vaksinnya siap untuk diproduksi secara massal. Dan diedarkan ke seluruh dunia, agar bisa menghentikan jatuhnya korban akibat pandemi corona.

Kembali ke pembahasan PSBB, peneliti dari Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) Iqbal Ridzi Fahdri mengatakan, penerapannya terutama di Pulau Jawa adalah strategi tepat meriah hasil penurunan kurva terkonfirmasi virus corona.

Bahkan, pakar epidomologi Universitas Indonesia Pandu Riono, mengusulkan agar pemerintah melakukan PSBB secara nasional. Pembatasan sosial mesti dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dengan intensitas pembatasan bervariasi.

Tiga cara untuk mencapai target penurunan kurva pasien corona. Yaitu mengontrol penularan wabah virus corona, percepatan penyembuhan dan kedisplinan warga.

Terkait kedisiplinan warga, sudah sepantasnya Wali Kota Palu melihat PSBB sebagai alat untuk mencapai level perlambatan penularan virus corona.

Akankah Wali Kota Palu akan menerapkannya sesegera mungkin?

Berkaca dari ketatnya penjagaan perbatasan kota Palu, Kabupaten Parigi moutong juga memperketat pengawasan perbatasan. Pasalnya, Parigi moutong adalah jalur segi tiga emas perlintasan menuju ke Kota Palu. Tentu sebagai lapis pertama memperketat pengawasan perbatasan dipandang sangat penting.

BACA JUGA: Mampukah PSBB Menekan Penyebaran Corona di Buol Provinsi Sulteng?

Laporan: Muhammad Rafii

...

Artikel Terkait

wave

Hilangnya Esensi Ramadhan di Tengah Pandemi, Benarkah?

Situs Berita Online Sulawesi Tengah, Kota Palu dan Parigi Moutong Hilangnya Esensi Ramadhan di Tengah Pandemi, Benarkah? Sulteng Parimo

Positif Corona Sulawesi Tengah Terus Bertambah Bagaimana Menyikapinya?

Positif corona atau covid-19 terus bertambah di Sulawesi tengah (Sulteng). Kota Palu, Buol, Parigi moutong, Sigi, Tojo unauna, Morowali utara.

Kenapa Pengelolaan Limbah Medis di Parigi Moutong Itu Penting?

Isu limbah medis selama ini menjadi momok di berbagai daerah. Berita, Poso Palu dan Parigi Moutong Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.

Soal Ujian Seleksi PPK Dibuat Komisioner Parigi Moutong?

Selain tidak menggunakan sistim CAT, soal ujian seleksi PPK Kabupaten Parigi moutong juga ternyata dibuat sendiri oleh Komisioner KPU Parimo.

Menakar Independensi Komisioner KPU Parigi Moutong, Tanpa CAT Seleksi PPK

Menakar independensi komisioner KPU Parigi moutong dalam seleksi PPK menjadi sorotan pada kupas tuntas minggu ini. Poso Palu dan Parigi Moutong, Banggai.

Berita Terkini

wave

Inilah Sinopsis Film Laga Komedi Si Paling Aktor: Mengusung Konsep Unik Syuting di Dalam Syuting

Si Paling Aktor adalah film laga komedi yang mengusung konsep unik berupa syuting di dalam syuting, dan inilah sinopsisnya

Ada Oknum Pimpinan DPRD Disebut Bekingi Kades Sipayo Akibatkan Surat Bupati Jadi Teguran Ringan

Janggal surat teguran bupati Parigi Moutong hanya bersifat administratif disebut-sebut akibat adanya intervensi dari oknum pimpinan DPRD.

Aneh, Abaikan Potensi Pidana, Bupati Parigi Moutong Hanya Berikan Sanksi Administratif Surat Teguran Ringan pada Kades Sipayo

Surat teguran Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase untuk Kades Sipayo tersebut sama sekali tidak menyinggun terkait potensi sanksi pidana.

MRT Jakarta Kembali Layanan Penuh Rute Lebak Bulus-Bundaran HI Pasca Kerusuhan

MRT Jakarta kembali operasikan rute penuh setelah memastikan keamanan, meskipun Stasiun Istora Mandiri terdampak kerusakan akibat aksi.

Propam Polri Ungkap Identitas Anggota Brimob dalam Insiden Ojol Tewas, Tujuh Dinyatakan Langgar Etik

Polri ungkap identitas Brimob pengemudi rantis dalam insiden Affan. Tujuh anggota langgar etik, jalani penempatan khusus 20 hari.


See All
; ;