Kupas Tuntas, gemasulawesi– Positif corona atau covid-19 terus bertambah di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Padahal, telah dilakukan berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah provinsi Sulteng transfer virus corona atau covid-19.
Demikian pula dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah Kota Palu , memperketat penjagaan perbatasan dengan membangun posko di perbatasan Parigi moutong (Parimo), Sigi dan Donggala. Dengan harapan bisa meminimalisir penyebaran dari Orang Tanpa Takdir (OTG) yang diluncurkan kota Palu.
Meskipun tidak terbilang efektif, tetapi fakta mulai berhasil ini mampu meningkatkan penyebaran virus corona atau covid-19 penting untuk digunakan mencatat oleh Kabupaten lain yang tersebar di Sulawesi tengah.
Apakah berhenti di sini penyebaran virus corona? Hal yang tidak dapat terjadi, mulai dipikirkan publik penyebaran virus corona di Kota Palu akan semakin meningkat lagi paska dioperasikannya uji laboratorium PCR. Ternyata meledaknya virus korona ini malah terjadi di Kabupaten Buol yang berjarak kurang lebih 500 km.
Buol akhirnya dapat dipecahkan Kota Palu yang awalnya menjadi titik balik virus corona terbanyak. Sekarang Buol memiliki warga yang selamat virus corona ditangkap 29 orang. Mengalahkan kota Palu yang bertahan di angka 16 orang.
Mungkin alasan paling mendasar Kota Palu belum ingin memberlakukan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berbeda dengan Kabupaten Buol yang telah mengajukan permohonan PSBB dan telah diminta oleh Gubernur Sulteng Longki Djanggola. Permohonan PSBB Buol mungkin penting untuk diterapkan, lihat grafik lonjakan positif korona yang cukup signifikan.
Wali Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Drs Hidayat MS.i menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum layak diberlakukan di Kota Palu.
Ia mengklaim, kebijakan-kebijakan Pemerintah kota Palu dalam tantangan dan pelanggaran Covid-19 lebih ketat dan masif di banding daerah-daerah lainnya.
Mulai dari Pos Pemeriksaan di enam pintu masuk kota Palu Provinsi Sulteng baik bandara, pelabuhan, maupun jalan darat. Selain itu disusun Pondok Perawatan untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) maupun Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Kemudian melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi yang ditetapkan sebagai zona rawan Covid-19, posko dikelola juga posko di setiap kecamatan dan kelurahan juga telah beroperasi, Tim Pengawasan juga terus bergerak.
Baca juga: Buol Sulawesi Tengah Usul Berlakukan PSBB ke Kemenkes
Itu semua dilakukan untuk meningkatkan corona positif Sulawesi Tengah yang terus meningkat.
Sementara itu bagaimana dengan Kabupaten Buol? Berdasarkan hasil pertemuan bersama antara legislatif dan eksekutif, Pemerintah Kabupaten Buol menyetujui persetujuan pengajuan permohonan PSBB.
Baca juga: Akankah Kota Palu dan Donggala Terapkan PSBB?
Bupati Buol dr H. Amiruddin Rauf, S.POG, M.Si, mengatakan perkembangan kondisi virus corona di Buol Sulteng. Diketahui, terkonfirmasi virus positif sudah mengantongi angka 29 orang dan melaporkan kasus positif dengan tes cepat. Dianggap penting untuk segera mengajukan PSBB pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Gubernur.
Dalam pelaksanaan PSBB agar seluruh warga Buol dapat dipertahankan, terutama saat bermedia sosial.
Baca juga: Buol Sulawesi Tengah Usul Berlakukan PSBB ke Kemenkes
Ia mengingatkan warga, agar tidak membantah hoaks, fitnah dan menimbulkan tindakan tidak bertanggung jawab akan dilakukan tindakan meyakinkan.
Sementara itu, penetapan PSBB untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) telah dilakukan di beberapa daerah.
Penerapan PSB Pengaturan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 yang diteken Presiden Joko Widodo.
Dalam peraturan itu, diumumkan penerapan PSBB harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
Hingga saat ini, disetujui sudah ada dua provinsi dan 16 kabupaten dan kota yang meminta dan menerapkan PSBB.
Penerapan PSBB ini selain dipicu keterlibatan korona positif di Kabupaten Buol juga membahas salah satu cara untuk membuat warga sadar akan memerlukan jarak sosial.
Menjadi salah satu penyebab bertambahnya korona positif.
Namun demikian, penting juga bagi para pemimpin daerah mengenai transparansi apa saja yang akan diperbaiki dalam masa PSBB.
Seperti kebijakan keuangan dan kebijakan lain yang bersentuhan langsung dengan kepentingan publik.
Terkait hal-hal yang perlu disiapkan untuk pemberlakuan PSBB yaitu data peningkatan jumlah kasus sesuai waktu (Kurva Epidemiologi), penyebaran data sesuai waktu (peta distribusi Covid-19).
Kemudian data kejadian transmisi lokal (data hasil penyelidikan epidemiologi yang menjelaskan telah terjadi penularan generasi kedua dan ketiga) dimana positif corona terus bertambah secara signifikan, serta informasi kesiapan daerah tentang beberapa aspek.
Aspek yang membahas tentang aspek dasar kebutuhan hidup, sarana dan prasarana kesehatan, anggaran dan operasionalisasi jaringan pengaman sosial, dan aspek keamanan.
Jika telah disetujui, semua pihak harus mendukung PSBB. Perlu dukungan penuh dari masyarakat luas untuk mengatasi virus ini. Selain itu perlu permakluman dari pemerintah lokal jika ada yang masih berkeliaran, tidak perlu tindakan represif cukup teguran saja. Mungkin mereka keluar karena tidak makan lagi di Rumah. Atau karena sedang melakukan hal lain yang sangat penting sehingga harus mempertaruhkan nyawanya untuk berjalan keluar. Saling mengerti saat ini adalah hal terpenting yang dilakukan. Cukup saling hujjahnya. Berhenti saling maki, fokus saja, pandemi ini sedang menuju puncaknya.
Saat ini, dari 13 Kabupaten / kota, 4 Kabupaten yang belum memiliki pasien positif corona yaitu, Kabupaten Donggala, Parigi moutong, Banggai Laut dan Tojo Una una. Parigi moutong sendiri terbilang paling rentan akan menyebarkan virus corona, mengingat Kabupaten / Kota yang berbatasan langsung memiliki banyak yang terlibat virus corona.
Namun saat ini masih belum ada korona positif di Parigi moutong, namun kewaspadaan tinggi tetap diberlakukan oleh Kabupaten tersebut dengan memperketat penjagaan hubungan pintu masuk.
Sementara itu korona positif tersebar di sembilan kabupaten satu kota yaitu, Buol 29 orang positif, Kota Palu 16 orang positif, Morowali utara 12 orang positif, Poso 6 orang positif, Toli toli 5 orang positif, Sigi 3 orang positif, Morowali 1 orang positif dan Bangkep 1 orang positif.
Mencerminkan semua diskusi yang akan menjadi penyebaran Virus corona, tentu saja hal penting yang harus diperhatikan adalah ketersediaan pangan.
Dalam hal ini untuk provinsi, Sulteng sendiri memastikan disetujui persediaan pangan ditengah pandemi virus corona. Diprediksi Bulan Juni menjadi Puncak panen padi di wilayah Sulteng.
“Kita masih surplus lebih kurang 90 ribu ton beras dengan konsumsi beras 118 kg per kapita,” jelas Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulteng Ir. Trie Iriany Lamakampali, MM.
Ketahanan makanan daerah menjadi salah satu tonggak pertahanan di musim menyebarnya virus corona yang saat ini dibuktikan dengan warga positif corona terus bertambah.
Dengan ketahanan pangan yang memadai maka dipastikan Sulawesi Tengah dapat bertahan walaupun akses keluar masuk antar wilayah dibatasi.
Tiga tambahan PDP virus corona baru di Sulawesi Tengah berasal dari Kabupaten Morowali Utara dan satu dari Touna.
Menurut data 11 Mei 2020, rincian tambahan PDP corona baru Sulawesi Tengah yaitu satu dari Kabupaten Touna dan Morowali Utara.
Dengan tambahan itu, PDP corona Morowali Utara hingga saat ini sudah berjumlah dan dari Morowali Utara sudah berjumlah lima orang.
Nampaknya, Sulawesi Tengah saat ini sudah menuju puncak pandemi virus corona. Pasalnya, 83 orang telah terkonfirmasi positif.
Sepuluh kabupaten sudah terkonfirmasi penyebaran positif virus corona. Terbanyak dari Kabupaten Buol dengan total 37 kasus.
Sedangkan empat kabupaten lainnya termasuk Parigi Moutong masih bebas dari orang terkonfirmasi positif virus corona.
Terbanyak kedua adalah dari Kota Palu dengan jumlah 16 orang terkonfirmasi positif. Daftar selanjutnya adalah Morowali Utara dengan total 12 kasus positif corona.
Kabupaten Poso terkonfirmasi positif enam orang, Kabupaten Tolitoli yang sudah menerapkan lockdown jebol juga dengan jumlah lima orang positif virus corona.
Sedangkan, Kabupaten Morowali dan Sigi terdata sama jumlahnya tiga kasus positif corona.
Yang terbaru adalah satu dari Kabupaten Banggai Kepulauan yang sudah terdata satu orang positif corona.
Hingga saat ini, tinggal menyisakan empat kabupaten di Sulteng yang masih belum kebobolan kasus positif virus corona.
Kemudian, berdasarkan data nasional situs covid19.go.id, jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid19) bertambah menjadi 14265 orang, pada 10 Mei 2020.
Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 991 orang, dengan jumlah yang sembuh 2881 orang.
Terdapat penambahan kasus konfirmasi positif virus corona sekitar 233 kasus. Dan 10393 orang dalam perawatan.
Menurut grafik nasional, sebanyak 60,5 persen dari jumlah positif corona adalah dari kaum laki-laki, sedangkan wanita berjumlah 39,5 persen.
Sedangkan dari kelompok umur, terbanyak terkonfirmasi virus corona adalah dari umur rentang 31-45 dan kelompok 46-59 tahun.
Dari data medis, secara mayoritas gejala positif corona adalah batuk dengan grafik 100 persen, riwayat demam 66 persen, lemas dan sesak nafas 55,6 persen, pilek dan sakit tenggorokan 44 persen, diare dan keram otot sama 33 persen, sakit kepala mengigil dan sakit perut sebanyak 11 persen.
Laporan: Muhammad Irfan Mursalim