gemasulawesi.com Berita Terkini Indonesia Hari Ini
Berita Terupdate dan Terkini Indonesia, Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Parigi Moutong
Yuk Intip Sinopsis Film The Fifth Estate: Menggali Kontroversi, Kebebasan Pers, dan Realitas Kisah dari WikiLeaks!
Kupas Tuntas, Gemasulawesi – Film biografi thriller “The Fifth Estate” yang disutradarai oleh Bill Condon adalah sebuah perjalanan mendalam ke dunia rahasia WikiLeaks, situs web yang telah menciptakan gempar dengan pengungkapan dokumen rahasia pemerintah.
Artikel ini akan mengungkap detail lebih lanjut tentang film “The Fifth Estate” ini, yang didasarkan pada kisah nyata Julian Assange dan Daniel Domscheit-Berg, serta kontroversi yang melekat padanya.
Film “The Fifth Estate” ini menggambarkan perjalanan berliku Julian Assange, pendiri WikiLeaks, yang diperankan dengan brilian oleh Benedict Cumberbatch.
Assange adalah tokoh kontroversial yang telah menciptakan gebrakan besar dalam dunia jurnalisme investigasi dengan membocorkan ribuan dokumen rahasia pemerintah yang merinci tindakan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Namun, film ini juga menyoroti konflik moral yang muncul ketika kebebasan pers bertabrakan dengan keamanan nasional.
Daniel Domscheit-Berg, yang diperankan oleh Daniel Brühl, adalah karakter sentral lainnya yang mencoba menjaga keseimbangan antara transparansi dan kepentingan nasional.
Sebelum dirilis, film “The Fifth Estate” ini menuai banyak komentar dan kontroversi.
Julian Assange secara terbuka mengkritik film ini, menyebutnya sebagai propaganda yang merusak citra WikiLeaks.
Assange merasa bahwa film ini menggambarkan WikiLeaks secara negatif dan memojokkan karakter stafnya.
Keengganan Assange untuk mendukung film ini menjadi perdebatan hangat di antara pendukungnya.
“The Fifth Estate” adalah film yang menghadirkan pandangan mendalam tentang konflik moral di dunia jurnalisme investigasi.
Sementara film ini menggambarkan sisi kontroversial Julian Assange, ia juga mempertanyakan sejauh mana kebebasan pers harus bertanggung jawab terhadap keamanan nasional.
Kontroversi seputar film ini menambahkan dimensi yang menarik, memicu diskusi tentang batas antara kebebasan berekspresi dan kewajiban etis dalam pemberitaan. (*/Haris Wahyu Pratama)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News