Berita sulawesi barat, gemasulawesi– Update terkini pandemi virus corona dari Dinkes Sulbar terkonfirmasi positif bertambah satu kasus asal Pasangkayu.
Dari data 75 kasus positif corona di Sulbar, tambahan satu positif berasal dari Kabupaten Pasangkayu.
Dengan pertambahan satu kasus, jumlah terkonfirmasi positif virus corona Kabupaten Pasangkayu jadi 7 orang. Dari total keseluruhan 75 orang terkonfirmasi positif virus corona se Sulbar.
Hingga saat ini, 75 kasus terkonfirmasi positif virus corona tersebar di lima kabupaten Provinsi Sulbar. Diantaranya 22 kasus dari Kabupaten Polewali Mandar, empat kasus dari Kabupaten Majene, tujuh kasus dari Kabupaten Mamuju.
Serta, 35 Kasus dari kabupaten mamuju Tengah dan tujuh kasus dari Kabupaten Pasangkayu.
Dari 75 kasus terkonfirmasi positif virus corona di Provinsi Sulbar, Kabupaten Mamasa masih nihil covid19.
Berikut data penyebaran virus corona di Sulawesi Barat:
Kabupaten Mamasa:
Positif corona: –
Dirawat: –
Isolasi Mandiri: –
Sembuh: –
Meninggal: –
Kabupaten Polewali Mandar:
Positif corona: 22 Orang
Dirawat: 16 Orang
Isolasi Mandiri: 4 Orang
Sembuh: 1 Orang
Meninggal: 1 Orang
Kabupaten Majene:
Positif corona: 4 Orang
Dirawat: 3 Orang
Isolasi Mandiri: –
Sembuh: 1 Orang
Meninggal: –
Kabupaten Mamuju:
Positif corona: 7 Orang
Dirawat: 4 Orang
Isolasi Mandiri: –
Sembuh: 3 Orang
Meninggal: –
Kabupaten Mamuju Tengah:
Positif corona: 35 Orang
Dirawat: 21 Orang
Isolasi Mandiri: –
Sembuh: 13 Orang
Meninggal: 1 Orang
Kabupaten Pasangkayu:
Positif corona: 7 Orang
Dirawat: 1 Orang
Isolasi Mandiri: 1 Orang
Sembuh: 5 Orang
Meninggal: –
Sementara itu, data situs resmi pemerintah covid19.go.id pada 16 Mei 2020, menunjukkan terdapat penambahan 529 orang terkonfirmasi positif corona. Sehingga totalnya mencapai 17,025 kasus.
Sedangkan, catatan data memperlihatkan meninggal akibat wabah corona adalah 1089 orang, 12,025 orang dalam perawatan dan 3911 orang dinyatakan sembuh.
Menurut grafik, 56,8 persen dari terkonfirmasi positif virus corona adalah dari kaum laki-laki, sedangkan 43,2 persen sisanya dari perempuan.
Sedangkan, grafik dari kelompok umur menunjukkan rentang umur 31-45 terbanyak terpapar virus corona dengan data 29 persen. Umur >46-59 sebanyak 28 persen, umur 60 sebanyak 16 persen.
Kemudian, gejala demam mendominasi data medis positif virus corona sebanyak 72 persen, gejala batuk 77 persen, riwayat demam 48,1 persen, gejala sakit tenggorokan 32,5 persen dan pilek sebanyak 31,6 persen.
Dari beberapa rekam medis, terlihat 96,5 persen kondisi penyerta pasien positif virus corona adalah dengan riwayat gangguan pernafasan lainnya.
Kemudian, riwayat diabetes melitus sebanyak 33,6 persen, hipertensi 52,6 persen dan sakit jantung 20,7 persen.
Pemeriksaan PCR Suspect Virus Corona
Nampaknya, kedepan akan lebih banyak dan lebih cepat lagi hasil pemeriksaan suspect virus corona Sulawesi Barat.
Pasalnya, Provinsi Sulawesi Barat kini telah resmi jalankan pemeriksaan PCR untuk suspect virus corona dengan metode A Qualitative Rapid.
Real Time PCR menggunakan mesin Tes Cepat Molekuler yang ada di RSUD Provinsi Sulawesi Barat.
“Alhamdulillah kini kita sudah bisa melakukan pemeriksaan sendiri untuk terduga pasien virus corona,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.Alief Satria, Jumat 15 Mei 2020.
Ia mengatakan, pemeriksaan pasien suspect virus corona kini ada di Sulawesi Barat
Sementara itu, berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi Barat maka RSUD Sulawesi Barat menjadi rumah sakit rujukan virus corona.
“Sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan penanganan harus diselesaikan melalui rumah sakit milik Pemprov ini,” jelasnya.
Dengan melihat eskalasi kasus konfirmasi positif di Indonesia semakin meningkat. Maka pemeriksaan RT PCR yang sebelumnya hanya dilakukan di laboratorium rujukan, kini diperluas dengan memanfaatkan mesin TCM yang telah tersedia pada hampir semua Rumah Sakit milik pemerintah.
Ia menegaskan, pemeriksaan virus corona dengan TCM di RSUD Provinsi Sulbar dilaksanakan berdasarkan surat dari Kementerian Kesehatan nomor: PM. 01.02/1/902/2020 tanggal 6 April 2020 perihal Pemberitahuan Persiapan Penggunaan alat Tes Cepat Molekuler untuk Pemeriksaan virus corona.
Setelah beberapa persyaratan yang ditentukan Kementerian kesehatan dapat dipenuhi Pemda.
Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh ketika menggunakan TCM. Diantaranya, Closed system, seluruh proses ektsraksi RNA/DNA dan amplifikasi terjadi didalam katridge sedangkan kalau RT PCR terjadi diluar.
Selanjutnya, tahapan pengelolaan spesimen relatif mudah sehingga untuk pelatihan teknis tenaga pemeriksa juga lebih mudah, begitupun dengan Processing time lebih cepat yakni 45 menit mampu memeriksa 40 tes per hari sedangkjan RT PCR 3 jam 30 menit.
“Pastinya mulai sekarang kita manfaatkan sumber daya dan alat yang kita miliki di RSUD Sulawesi Barat. Mesin TCM ini sudah ada di Provinsi Sulbar sejak tahun 2014 untuk pemeriksaan Tuberkulosis dan kini dengan menggunakan catridge khusus covid 19 mesin ini dapat difungsikan untuk mendiagnosa covoid 19,” ungkapnya.
Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas penangan Covid19 Provinsi Sulawesi Barat, Safaruddin menyebutkan bahwa Pemprov Sulbar mendapatkan dukungan dari kementerian kesehatan untuk Penggunaan alat TCM di RSUD Sulbar.
“Jadi, kita dibantu kementerian kesehatan seperti Catridge Xpert Sars Cov2, Masker N95, Dukungan pemeliharaan alat serta Sistem pelaporan (Menggunakan system pelaporan program TBC SITB) online sehingga waktu pelaporan sangat cepat”, tuturnya.
Kepala Dinas Kominfo ini juga menambahkan Pemprov Sulbar dalam melakukan penanganan Covid 19 telah mencurahkan segala perhatiannya termasuk mendukung penggunaan CTM.
Mulai dari penyiapan SDM untuk melaksanakan pemeriksaan, penyediaan sarana penunjang untuk pemeriksaan (BSC Level 2) serta insentif bagi tenaga pemeriksa.
“Kesulitan kita saat ini adalah jaminan ketersediaan catridge untuk pemeriksaan belum ada. Ya, hal dikarenakan catrige yang masih diimpor dari luar negeri serta permintaan diberbagai belahan dunia juga semakin meningkat,” terangnya.
Bantuan Catridge TCM
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Kesehatan, mendapatkan bantuan Catridge TCM dari Kementerian Kesehatan RI.
“Kiriman 60 set catridge TCM dari kementerian merupakan bantuan langsung Global Fund,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, dr. Alief di ruang kerjanya.
Ia melanjutkan, sebanyak 60 set catridge TCM untuk menjalankan diagnosa virus corona kepada pasien ODP, OTG dan PDP.
Catridge TCM kata dia, diperuntukkan bagi rumah sakit rujukan. Tim sudah menyerahkan 60 pcs ke RSUD Sulawesi Barat.
Pastinya Sulawesi Barat akan terus mendapatkan suplai Catridge TCM dari Kemenkes sebanyak 60 pcs setiap minggunya.
“Dua hari sebelum catridge TCM diterima Dinkes, petugas dari Labkesda, Dinkes dan RSUD Sulbar mengikuti pelatihan Kemenkes secara virtual mengenai pemanfaatan mesin TCM,” jelasnya.
Pelatihan itu untuk meningkatkan keterampilan petugas dalam mengoperasikan mesin TCM dengan menggunakan catridge.
Ia menjelaskan, SWAB dengan metode PCR, begitupun TCM dengan metode PCR. Yang membedakan hanyalah Real Time PCR menggunakan metode manual sedangkan TCM dengan menggunakan catridge,” terangnya.
Selama warga Sulawesi Barat disiplin kata dia, maka tidak perlu lagi mengirimkan sampel pasien terduga Corona ke BBLK Makasssar ke Makassar.
Laporan: Ince Hidyattullah