gemasulawesi.com – Berita Terkini Indonesia Hari Ini
Berita Terupdate dan Terkini Indonesia, Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Parigi Moutong
Babak Baru Penyelidikan Keracunan Massal di Iran
Internasional, gemasulawesi – Pada Senin laporan dugaan keracunan yang meracuni 39 siswa di Shandarman Masal, 30 siswa di Qochan, dan 16 siswa dan seorang guru di Neishabur.
Sekelompok siswa dari asrama putri di Mashhad dibawa ke rumah sakit, begitu pula sekelompok gadis di Kohdasht.
“Sejauh ini, pemerintah belum mencegah berlanjutnya kekerasan terhadap anak-anak kami ini, dan bahkan belum menyelidiki atau menemukan tersangka,” kata Mohammadi.
Baca : Pemimpin Tertinggi Iran Menganggap Keracunan Massal di Iran sebagai Kejahatan Tak Termaafkan
Penyebaran kasus yang cepat telah mendorong beberapa pengamat untuk menarik kesejajaran dengan fenomena serupa yang didokumentasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia di Afghanistan antara 2009 dan 2012, ketika ratusan gadis di seluruh negeri mengeluhkan bau aneh dan keracunan.
Tidak ada bukti yang ditemukan untuk mendukung kecurigaan tersebut dan WHO mengatakan itu tampaknya merupakan penyakit psikogenik massal.
“Kita tidak bisa dan tidak boleh diam tentang meluasnya keracunan siswa, terutama siswi, selama seminggu terakhir tindakan penuh kebencian dan tidak manusiawi ini tidak dilakukan hanya untuk menekan protes,” kata Mohammadi .
Baca : 70 Desa dan Ratusan Rumah Mengalami Kerusakan Akibat Gempa di Iran
Mohammadi meminta PBB untuk tidak mengabaikan perilaku tidak manusiawi dan menakutkan ini dan untuk mengambil tindakan praktis segera”.
Akibat dari peristiwa tersebut memicu ketakutan lebih lanjut di antara orang tua selama berbulan-bulan.
“Dewan keamanan Iran harus meningkatkan penyelidikannya terhadap apa yang yang dianggap sebagai gerakan terorganisir,” kata Shahriar Heydari seorang anggota komisi keamanan parlemen Iran.
Baca : Pasangan Muda di Iran Dipenjara 10 Tahun Karena Menari
Tidak sedikit orang tua dan siswi yang kesal di ruang gawat darurat dengan kondisi infus di tangan mereka.
Beberapa orang tua telah mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah dan mengadakan protes terhadap pendirian tersebut.
“1.104 siswi telah dirawat di rumah sakit di provinsi Khuzestan saja karena mengalami gejala keracunan,” kata Habib Haibar, wakil rektor Universitas Ilmu Kedokteran Ahvaz Jundishapur .
Baca : Pejabat Iran Akan Menyelidiki Keracunan Massal Terhadap Siswi di Iran
Anak-anak yang terkena dampak keracunan dilaporkan merasakan gejala sakit kepala, jantung berdebar-debar, merasa lesu atau tidak bisa bergerak beberapa menggambarkan seperti klorin atau bahan pembersih. (*/Siti)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News