gemasulawesi.com – Berita Terkini Indonesia Hari Ini
Berita Terupdate dan Terkini Indonesia, Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Parigi Moutong
Cerita Sukses Petani Timun Suri: Laris Manis di Bulan Suci Ramadhan
Kupas Tunas, gemasulawesi –Mendekati bulan puasa Ramadhan, timun suri menjadi buah primadona yang digunakan sebagai campuran dalam minuman segar.
Timun Suri memang identik dengan Ramadhan, tetapi sebenarnya buah ini bukan termasuk buah musiman.
Hanya saja, karena segar, buah sejenis mentimun ini paling banyak diincar konsumen sebagai menu berbuka puasa.
Menariknya, tak banyak petani yang membudidayakannya sehingga peluang usahanya masih terbuka lebar untuk mendapatkan cuan.
Baca Juga : Kemendag Pastikan Pasokan Bapok Jelang Ramadhan Terkendali
Petani timun suri dari Kabupaten Bogor, Maman mengaku mampu menjual lebih dari 3 kuintal timun suri setiap kali panen.
Menurutnya, permintaan buah ini selama Ramadhan cenderung meningkat, terkadang dirinya sampai harus mencari petani lain yang belum punya pasar untuk menjual timun surinya.
“Kita biasa jual Rp 10-15 ribu kepada pedagang buah,” sebutnya.
Mama biasanya menanam timun suri dua bulan sebelum Ramadhan, yang memang jatuh sekali setahun.
Baca Juga : Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Ketersediaan Minyak Goreng
“Cuaca jadi faktornya, kalau panas terus enggak hujan hujan itu susah banget,” tuturnya.
Maman menceritakan, menanam timun Suri sebenarnya tidak begitu sulit. Caranya adalah dengan menanam biji timun suri.
“Jika ingin menanam lagi tahun depan, saya akan mulai mengumpulkan biji timun suri sekarang dan menyimpannya dalam toples,” ungkapnya.
Mengenai modal, Maman mengaku cukup mengeluarkan kocek modal Rp 4 juta saja, dan dalam waktu kurang dari 2 bulan sudah balik modal terutama saat Ramadhan.
Cuan dari timun Suri juga dirasakan petani milenial asal Pekalongan, Tasreb yang mengaku sekali panen bisa 50-100 buah dari lahan seluas 500 meter persegi dan dijual Tasreb dengan harga Rp 8-10 ribu.
Tasreb dan petani timun Suri lainnya tak perlu ribet karena pedagang biasa datang langsung ke petani untuk membeli.
Tasreb sendiri mengaku hanya bertanam timun Suri menjelang Ramadhan karena harga jual yang tinggi.
“Kalau hari biasa, kita tanamnya palawija lagi, karena harga timun Suri pastinya turun daripada Ramadhan,” tuturnya. (*/YN)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News