Laporkan Kepala Sekolah Terkait Dugaan Korupsi dan Pungli, Orang Tua Siswa SMA Negeri 8 Medan Tak Terima Anaknya Ditinggal Kelas

Usai laporkan kepala sekolah terkait dugaan pungli, orang tua siswa di SMA Negeri 8 Medan ini tak terima anaknya tidak dinaikkan kelas dengan alasan tak jelas.
Usai laporkan kepala sekolah terkait dugaan pungli, orang tua siswa di SMA Negeri 8 Medan ini tak terima anaknya tidak dinaikkan kelas dengan alasan tak jelas. Source: Foto/Tangkap layar Instagram @memomedsos

 

Medan, gemasulawesi – Sebuah video yang memperlihatkan aksi orang tua protes atas kebijakan di SMA Negeri 8 Kota Medan viral di media sosial.

Insiden ini dipicu oleh dugaan praktik pungutan liar dan korupsi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Medan, Rosmaida Asianna Purba.

Dugaan ini mencuat setelah seorang siswi SMA Negeri 8 Medan berinisial MSF, yang duduk di kelas XI IPA, ditinggalkan kelas oleh pihak sekolah meskipun memiliki nilai yang cukup bagus dan memuaskan.

Orang tua MSF, Coky Indra, merasa tidak terima dengan tindakan pihak sekolah yang dianggap tidak masuk akal.

Baca Juga:
Mobil Pajero Tabrak Truk, Kecelakaan Maut di Tol Semarang Batang Tewaskan Empat Orang, Begini Pengakuan Pengemudi yang Selamat

Menurutnya, alasan yang diberikan oleh sekolah terkait masalah absensi tidak dapat diterima.

"Setiap bulan kita diminta membayar Rp150 ribu, udah banyak ini praktik-praktik korupsi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah berkedok pungli. Jadi tidak mau saya berdamai dengan dia, dibikin anak saya tinggal kelas dengan alasan tidak masuk akal karena masalah absen," ungkap Coky dengan nada penuh emosi.

Coky menduga bahwa tindakan sekolah yang meninggalkan kelas anaknya merupakan bentuk sentimen pribadi Kepala Sekolah terhadapnya.

Hal ini terjadi setelah ia melayangkan laporan korupsi yang dilakukan oleh Rosmaida Asianna Purba ke Polda Sumatera Utara.

Baca Juga:
Anak Lepas Pengawasan hingga Nyaris Tertabrak, Seorang Bapak di Medan Ngamuk dan Melempari Mobil dengan Bungkus Belanjaan

Menurut Coky, laporan tersebut memicu konflik pribadi antara dirinya dan Kepala Sekolah, yang kemudian berimbas pada nasib pendidikan anaknya.

Kedatangan Coky ke sekolah pada hari Sabtu tersebut didorong oleh ketidakpuasannya terhadap perlakuan yang diterima oleh anaknya.

Ia bersama beberapa orang tua lainnya mendatangi kantor sekretariat sekolah untuk menuntut penjelasan dan keadilan.

Mereka meminta agar pihak sekolah memberikan alasan yang jelas dan transparan terkait tindakan yang diambil terhadap MSF.

Baca Juga:
2 Pelaku Penjambretan di CFD Jakarta Pusat yang Sempat Viral Belum Juga Menyerahkan Diri, Polisi Bentuk Tim Gabungan

"Saya tidak akan diam. Saya akan terus memperjuangkan hak anak saya. Ini adalah bentuk ketidakadilan yang harus diusut tuntas," tegas Coky.

Selain itu, Coky juga menyerukan agar praktik-praktik pungutan liar dan korupsi di sekolah segera dihentikan.

Ia berharap laporan yang telah disampaikan ke Polda Sumatera Utara bisa segera ditindaklanjuti dengan serius oleh pihak berwenang.

"Saya berharap pihak kepolisian dapat segera memproses laporan ini dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku korupsi di sekolah. Anak-anak kita berhak mendapatkan pendidikan yang jujur dan bersih dari korupsi," tambahnya.

Baca Juga:
Diikuti Sekitar 50 Kontingen dari Berbagai Daerah, Karnaval Karawo Akan Digelar pada Puncak Pelaksanaan GKK 2024

Peristiwa ini telah menarik perhatian masyarakat luas, terutama para orang tua siswa yang khawatir dengan kondisi pendidikan di SMA Negeri 8 Medan.

Banyak dari mereka yang mulai mempertanyakan integritas dan transparansi pihak sekolah dalam mengelola dana pendidikan.

Beberapa orang tua siswa yang hadir di lokasi juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak sekolah.

Mereka menyatakan bahwa sudah saatnya pihak sekolah mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan siswa daripada keuntungan pribadi.

Baca Juga:
Telah Menjadi Seperti Seorang Nakhoda, Airlangga Analogikan JK Sebagai Tokoh yang Selalu Membuat Golkar Dapat Mengarungi Samudera

"Kami sebagai orang tua sangat kecewa. Harusnya sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak kami, bukan sebaliknya," ujar salah satu orang tua siswa yang turut hadir.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak SMA Negeri 8 Medan maupun dari Rosmaida Asianna Purba terkait tuduhan tersebut.

Pihak kepolisian diharapkan segera melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap kebenaran dari kasus ini dan mengambil tindakan yang diperlukan demi keadilan dan kesejahteraan siswa. (*/Shofia)

 

...

Artikel Terkait

wave
Anak Lepas Pengawasan hingga Nyaris Tertabrak, Seorang Bapak di Medan Ngamuk dan Melempari Mobil dengan Bungkus Belanjaan

Detik-detik seorang bapak yang ngamuk dan melempar barang belanjaan ke mobil yang hampir menabrak anaknya di Medan viral.

Usai Videonya Viral, Ibu di Sumedang yang Kepergok Buang Sampah Sembarangan dan Dapat Sanksi Sosial Akhirnya Minta Maaf, Janjikan Hal Ini

Pelaku pembuangan sampah sembarang yang dapat sanksi sosial dan viral akhirnya buka suara, sampaikan permohonan maafnya.

Mengejutkan! Belasan Polisi di Medan Diduga Terlibat Kasus Perampokan Sepeda Motor Modus COD, Ini Daftar 15 Anggota yang Kini Jadi Buronan

15 oknum anggota Polrestabes Medan, Sumatera Utara, kini buron dalam kasus perampokan bermodus jual beli sepeda motor secara COD.

Pabrik Narkoba Ekstasi yang Sudah Berjalan 6 Bulan di Medan Akhirnya Terbongkar, Begini Cara Pelaku Melancarkan Aksinya

Polisi berhasil bongkar aksi pasutri di Medan yang mengoperasikan pabrik narkoba ekstasi selama 6 bulan terakhir. Terancam pidana 20 tahun.

Heboh! Penipuan Dessert Box di Medan Hingga Rugikan Banyak Pelanggan Viral di Media Sosial, Dugaan Penjual Bekerja Sama dengan Ojol Mencuat

Gegara tergoda promosi yang menarik, kasus penipuan dessert box di Medan yang merugikan banyak pelanggan menjadi viral di media sosial.

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;